Selasa, 03 Mei 2011

GDL 4.2, sumbangan ITB bagi komunitas opensource Indonesia

GDL 4.2 merupakan program opensource dengan lisensi GPL. Dengan lisensi ini, siapapun dapat menggunakan dan memanfaatkan source code program ini. GDL 4.2 merupakan sumbangan ITB bagi komunitas opensource di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Program yang dikembangkan dengan dukungan dana dari program INHERENT DIKTI ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat umum terutama insitusi akademik. GDL 4.2 adalah pengembangan dari GDL versi sebelumnya dengan penambahan beberapa fitur. Pengembangan GDL 4.2 juga dilakukan dengan metode pembangunan perangkat lunak yang standard agar memudahkan pengembangan program ini selanjutnya.
2. Pertimbangan dalam pengembangan
Suatu software dikatakan baik apabila mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini dikenal dengan pemenuhan user requirements. Kualitas software juga ditentukan oleh pemenuhan standard pengembangan software. Pengembangan software GDL 4.2 ini dilakukan dengan menggunakan urutan langkah pengembangan software yang standard yaitu dimulai dengan pendefinisian user requirements agar software yang dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Lalu dilanjutkan dengan tahap analisis dan desain, kemudian tahap implementasi, dan diakhiri dengan pengujian. Semua langkah diatas didokumentasikan dengan baik menggunakan pemodelan UML (Unified Modelling Language).
Pengembangan GDL lebih lanjut dalam komunitas opensource membutuhkan dua hal. Pertama, re-usability, artinya kode program yang ada harus seefisien mungkin dan dapat di-reuse. Fitur ini memudahkan pengembang berikutnya karena pengembang berikutnya tidak harus mulai dari awal dalam pengembangan software GDL ini. Kedua adalah dokumentasi pembangunan perangkat lunak yang baik. Dokumentasi ini memudahkan pengembang berikutnya, karena pengembang tidak perlu membongkar seluruh source code untuk dapat memahami kerja software ini.
Kedua hal diataslah yang ingin dicapai dalam pembangunan software GDL 4.2 ini, selain tentunya penambahan beberapa fitur. Pada pembangunan perangkat lunak GDL 4.2 ini telah digunakan konsep berorientasi objek meskipun belum secara keseluruhan. Pembagian modul juga telah dilakukan dengan jelas, sehingga perangkat lunak dapat dipahami dengan cukup melihat struktur modulnya. Pembagian kelas-kelas dilakukan agar masing-masing kelas dapat digunakan kembali pada modul yang berbeda dengan mudah. Pembagian kelas juga dilakukan agar apabila terjadi perubahan pada satu kelas, tidak akan mempengaruhi keseluruhan progam (modularity).
Untuk mengetahui kelas apa saja yang ada dan kegunaannya, pengembang dapat mengacu pada dokumentasi pembangunan perangkat lunak GDL 4.2. Dokumen ini ditulis menggunakan format milik Program Studi Teknik Informatika ITB. Pemodelan yang digunakan pada dokumen ini adalah UML (Unified Modelling Language).
GDL 4.2 dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Correctness
GDL 4.2 dibangun dengan mengacu pada user requirement. Dengan hal ini, pengembang dapat yakin bahwa software yang dibangun benar-benar dapat memenuhi kebutuhan user.
  1. Reliability
Sebelum diluncurkan, software GDL 4.2 telah melalui tahap pengujian yang didokumentasikan dengan baik. Setelah dapat melewati proses pengujian, pengembang dapat yakin bahwa software GDL 4.2 reliable.
  1. Efficiency
GDL 4.2 berusaha mengoptimalkan kode yang ada dengan menggunakan metode object oriented. Selain itu, untuk mendukung efisiensi, GDL 4.2 menggunakan program opensource lain yang terbukti efisien sebagai sub-sistem diantaranya adalah program search engine swish-e.
  1. Integrity
GDL 4.2 memiliki fitur manajemen user yang baik sehingga user dapat diklasifikasikan sesuai kebutuhan. Dengan hal ini dapat dihindari akses oleh pihak yang tidak berhak.
  1. Usability
Human computer interaction pada pembangunan GDL 4.2 diperhatikan sehingga pengguna baru dapat mempelajari dengan cepat cara penggunaan program ini. Pengguna juga dapat menginterpretasi output dari GDL 4.2 dengan mudah. Tak lupa pengembang juga menyertakan user guide pada saat instalasi maupun operasional.
  1. Maintainability
GDL 4.2 juga menyediakan berbagai fitur yang memudahkan administrator merawat program ini. Diantaranya adalah pencatatan aktivitas (log), fitur manajemen pengguna, manajemen server, dan lain sebagainya.
  1. Flexibility
Flexibility GDL 4.2 berkaitan dengan dua hal. Pertama, GDL 4.2 mendukung tiga sistem operasi yang biasa digunakan sebagai server yaitu Windows, Linux, dan FreeBSD. Flexibility kedua adalah kemudahan untuk melakukan modifikasi program pada GDL 4.2 karena adanya modularity.
  1. Testability
Sebelum diluncurkan, GDL 4.2 telah melalui tahap pengujian yang didokumentasikan dengan baik. Pengujian dilakukan oleh satu tim khusus dengan berpedoman pada dokumen pengujian yang dibuat oleh tim analis.
  1. Portability
GDL 4.2 dibundel dalam satu file installer yang dapat dipindahkan dengan mudah dari satu mesin ke mesin yang lain. GDL 4.2 juga menyediakan fitur migrasi dari GDL 4.0 ke GDL 4.2. Dengan fitur ini, pengguna GDL 4.0 tidak perlu repot untuk meng-upgrade GDL miliknya ke versi 4.2.
  1. Reusability
Dengan menggunakan metode object oriented, software yang dikembangkan dapat dengan mudah di re-use. Hal ini berkaitan pula dengan fitur modularity.
  1. Interoperability
Salah satu keunggulan utama dari GDL 4.2 adalah interoperability. GDL 4.2 pada suatu server dapat dengan mudah berkomunikasi dan bertukar data dengan GDL 4.2 pada server lain. Beberapa GDL 4.2 dapat membentuk suatu jaringan perpustakaan digital yang dapat saling bertukar data dengan mudah. Pengguna yang teregistrasi pada salah satu server GDL juga dapat login pada GDL lain dengan mudah (dengan beberapa setting khusus).
  1. Modularity
GDL 4.2 dikembangkan secara modular. Hal ini memudahkan pengembang untuk melakukan modifikasi program. Karena modifikasi pada satu modul tidak akan mempengaruhi seluruh sistem. Modularity juga berguna dalam kaitannya dengan reusability.
  1. Traceability
Dengan pendokumentasian yang baik, pengguna maupun pengembang berikutnya dapat mempelajari program GDL 4.2 dengan mudah tanpa harus �?membongkar�? seluruh program.
  1. Documentation
Pengembangan perangkat lunak GDL 4.2 didokumentasikan dengan baik. Harapan kami adalah dokumen ini dapat bermanfaat dan memudahkan masyarakat terutama pengembang berikutnya untuk mengembangka GDL 4.2, sejalan dengan tujuan pengembangan GDL 4.2 sebagai sumbangan ITB bagi komunitas opensource Indonesia.
Source code dapat didownload di http://kmrg.itb.ac.id/gdl42.rar
Sumber : http://www.aulia-ra.org/2007/01/24/ganesha-digital-library-42
from:http://alumnipip.wordpress.com/2008/04/15/gdl-42-sumbangan-itb-bagi-komunitas-opensource-indonesia/

Senin, 02 Mei 2011

MInder deh...

HUft nunggu kuliah dari seorang dosen. berada disebelah dua orang temen. mantab abisss habis aku dihajar dengan kupernya aku... they are yudan and anjar... huft... ngrasa klo deket mereka nggak berani ngluarin laptop. secara gue nyalain laptop buat apa mereka buat apa... haaaaaaaaaaaaaaaa kapan bisa dong dengan apa yang mereka bicarakan?

Minggu, 01 Mei 2011

Kisah Pergerakan Kampus

sejenak mereview sebuah buku yang cukup menohok hati, karangan Fatih Yakan. Yang berjatuhan di jalan dakwah. Melihat fenomena yang akhir-akhir ini marak sedang terjadi. ketika kemenangan itu sedikit demi sedikit kita raih dan akhirnya kekuasaan kampus berasa dalam genggaman kita. Namun apa yang terjadi ketika lambat laun kita semakin berpikir semakin mudah dan memudahkannya seolah kekuasaan itu benar2 akan menjadi milik kita selamanya. yang jelas tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini. dan buku Fatih Yakan membuat kita bisa menjawab apa yang terjadi dan sebab-sebabnya.

ternyata mereka yang berjatuhan di dunia dakwah islam sudah didapati sejak jaman Rasulullah. sebutlah nama Ka`ab bin Malik. ia dan ketiga temannya yang tertinggal dalam perang tabuk. dimana ia diiqob dengan didiamkan selama 50 hari dan pada 10 hari terakhir ia dioerintahkan menjauhi istrinya untuk sementara waktu. benar-benar hukuman yang berat didiamkan Allah dan Rasulullah serta kaum muslimin.
nama lain ialah Huthib bin Abi Balta`ah. bagaimana ia hendak membocorkan rahasia bahwa Rasulullah hendak meninggalakan Madinah untuk berangkat ke Mekkah melalui seorang budak wanita.
cerita yang lain ialah ketika Ibnu Ubay dan Hammah menyebarkan fitnah mengenai `Aisyah dan akhirnya Allah sendiri yang membebaskan `Aisyah dari fitnah tersebut.

lalu bagaimana dengan fenomena saat ini?
menelisik duniaku yang berada di kampus. bahwa semua orang yang ada sedang berproses juga. dan betapa orang-orang yang notabene menjadi petinggai kampus pun sedang bertahap dan berproses belajar islam lebih.

Fatih yakan membagi sebab  tasaqut dalam 3 kategori...
sebab yang pertama adalah sebab-sebab yang bersumber pada pergerakan dan pemimpin pergerakan.
  1. Lemahnya Aspek tarbiyah
  2. TIdak Proposional dalam memposisikan anggota
  3. Tidak memberdayakan semua anggota
  4. Lemahnya kontrol
  5. Kurang Sigap dalam menyelesaikan masalah
  6. konflik internal
  7. pemimpin yang lemah
boleh jujur atas apa yang kurasakan. bahwa diantara 7 hal tersebut telah terjadi dikampusku. dan secara nyata sudah berapa orang yang berjatuhan meninggalkan dakwah. (semoga aku bukan salah satunya). jika ia jatuh di dunia dakwah pergi ke dunia dakwah yang lain masih lebih baik dari pada ia jatuh di dunia dakwah secara keseluruhan dan mungkin jadi memusuhi islam.

sebab yang kedua, berasal dari individu itu sendiri
  1. Watak-watak yang indisipliner. mulai semakin banyak jama`ah yang tidak lagi hormat pada mas`ul
  2. takut mati dan miskin. semakin banyak orang yang dunia dan keduniawiannya menjadi hal yang sangat dibangga-banggakan
  3. sikap ektrim dan berlebihan. Betapa banyak orang-orang yang di awal membebani diri dengan beban yang melebihi kemampuan dirinya dan akhirnya menjatuhkan diri pula setelah merasa tidak kuat dengan beban tersebut. yang jelas, Allah saja memberikan rukhsah dalam hal syariah agar manusia bisa tetap konsisten dalam menjalani islamnya, bagaimana dengan kita yang terlalu berlebihan mengambil amanah dan akhirnya tidak bisa konsekuen dan akhirnya meninggalkan dakwah setahap demi setahap
  4. Sikap mempermudah dan menganggap enteng. amanah itu tidak mudah dan tidak bisa dianggap enteng, namun tidak terlalu berlebihan seperti poin sebelumnya.
  5. Ghurur dan senang tampil. betapa sikap sombong dan merasa dirinya lebih tinggi ststusnya daripada aktivis yang lain malah mebuat ia tidak lulus dari ujian Allah.
  6. Cemburu terhadap orang lain.
  7. fitnah sejata yang belum jelas  tujuan pembentukan dan tidak memenuhi syarat penggunaan kekuatan
masyaallah saatnya menginstropeksi diri apakah hal tersebut telah ada dalam diri ini.

sebab yang ketiga adalah
  1. tekanan tribulasi/penyiksaan fisik
  2. tekanan keluarga
  3. tekanan lingkungan
  4. tekanan gerakan destruktif
  5. tekanan figuritas
semoga menjadikan kita waspada terhadap diri kita agar tidak terjatuh di dunia dakwah...