tulisan berwarna merah adalah catatan pribadi dari saya.
KOMPAS.com — Irshad Manji adalah penulis buku Allah, Liberty, and Love.
Wanita asal Kanada ini mendapat desakan dari organisasi masyarakat
sehingga peluncuran bukunya yang digelar di Salihara, Jakarta Selatan,
Jumat (4/5/2012), dibubarkan massa ormas yang mengatasnamakan Islam
dengan salah satu tudingan di dalam bukunya ia menyebarkan gay dan
lesbian.
Meski berhasil dibubarkan pada hari pertama, Irshad tetap
bisa menghadiri diskusi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di
Kalibata, Jakarta Selatan, keesokan harinya, Sabtu. Tak seperti di
Salihara, diskusi di Kantor AJI Jakarta, berlangsung tertib.Apa yang sebenarnya Irshad sampaikan lewat bukunya sehingga memicu reaksi keras sebagian kelompok itu?
Irshad yang masih berada di Jakarta hingga Senin hari ini mengundang Kompas.com
untuk berbincang santai di hotel tempatnya menginap. Ia menjelaskan
tentang konsep bukunya, tentang pandangannya terhadap Islam, dan tentang
tujuan utama menerbitkan buku dan mengunjungi Indonesia.Berikut adalah hasil wawancara Kompas.com dengan Irshad:
Banyak
yang menuduh bahwa buku Anda bercerita tentang kaum gay dan lesbian.
Apakah tuduhan ini benar? Sebetulnya apa isi di dalam buku Allah,
Liberty, dan Love?
Saya sama sekali tidak
bercerita tentang gay dan lesbian di dalam buku ini karena tidak relevan
dengan pesan yang ingin saya angkat. Buku Allah, Liberty, and Love
sebetulnya mengajarkan tentang bagaimana umat Muslim bisa mempraktikkan
kebebasan dalam kehidupannya.(perlu dipertanyakan sini adalah maksud kebebasan seperti apa. apakah bebas tidak melakukan syariat? contoh yang paling simpel dengan penggunaan jilbab penutup aurat dan lesbian. itu bukan kebebasan namun penyimpangan.) Dalam arti bebas untuk bertanya, bebas
untuk mempelajari makna yang tertulis dalam Al Quran. Satu hal
yang mendorong saya menulis buku ini adalah masih banyak orang yang
tidak menemukan titik temu antara Tuhan dan cinta, (cinta dari Allah itu jelas karena merupakan salah satu sifatnya dalam asmaul husna yaitu Ar-Rahim. namun pengikut Kabbalah yahudi mepresepsikan lain. seseorang akan bertemu tuhan jika ia mencapai kepuasan seksual(bercinta red). apakah nilai ini yang disebut sebagai titik temu Tuhan dan cinta?) seolah-olah kedua
kata itu adalah kata yang berbeda. Ini sangat disayangkan. Maka, buku
ini memberikan panduan kepada para pemikir, para penulis, dan
orang-orang yang percaya untuk menginterpretasikan Tuhan dan cinta ke
dalam satu pemahaman. Baca buku saya dan Anda akan terkejut tentang
fakta-fakta yang tertulis di dalamnya.
Apa pesan yang ingin Anda sampaikan dalam buku Allah, Liberty, dan Love?
Pesan
terbesar saya adalah kita tak perlu memiliki ketakutan akan Tuhan
karena Tuhan adalah cinta. Kita perlu berjuang di dalam hidup kita tanpa
ketakutan. Kita harus punya kekuatan untuk berbicara ketika semua orang
menyuruh kita diam. Karena ada banyak hal yang lebih penting yang bisa
kita lakukan selain hanya merasa takut. (ketakutan pada Allah itu mutlak ada. namun berbeda dengan ketakutan pada hantu, hewan buas, dll. ketakukan pada Allah adalah ketakutan untuk mengabdikan diri dan menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah. dan ketakutan untuk melakukan maksiat pada Allah. dengan ketakutan seperti ini setiap hamba akan merasakan kedekatan dan ketenangan pada Allah. termasuk penyerahan diri sepenuhnya atas tiap takdir yang terbaik dari Allah).
Pesan kedua saya dalam
buku ini adalah bahwa budaya bukanlah sesuatu yang sakral. Fenomena yang
saya tangkap dalam kehidupan umat Muslim saat ini adalah bahwa umat
Muslim hidup dalam tradisi dan budaya, yang dibentuk oleh manusia, bukan
oleh Tuhan. (“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia.” (H.R. Bukhari dan Ahmad.). jika ada orang yang berkata bahwa islam adalah budaya. itu adalah salah besar karena budaya sebelum islam datang adalah kebobrokan moral dan jaman jahiliyah.)
Di Indonesia, misalnya, ketika kita masuk ke
madrasah-madrasah, yang diajarkan oleh ulama adalah, "Jangan bertanya,
dengarkan perkataan saya dan turuti!". Kaum muda diberikan doktrin
tanpa diberi kesempatan untuk berdiskusi, untuk bertanya. Maka, saya
menuliskan sebuah buku yang menjelaskan kembali tentang ijtihad, tentang mencari sebuah kebenaran yang tertulis di dalam Al Quran. (perlu diperhatikan untuk persyaratan minimal menjadi mujtahid(pembuat ijtihad) misalnya hafalan alquran, pemahaman tafsir, hafalan hadist. bahkan saat ini ijtihad hampir sulit sekali dilakukan karena banyaknya kekurangan disana-sini. untuk mengambil keputusan tersebut di Indonesia ada sebuah badan yang bernama MUI. dimana ada ahli-ahli islam di tiap post yang berkumpul dan mebicarakan sebuah permasalahan dari sisi alquran, hadist, tafsir, dan syariah untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. dan jika Irshad Manji dengan ke-pede-an dirinya melakukan ijtihad, saya sebagai orang muslim yang percaya pada ulama menyatakan meragukan hasil ijtihad tersebut. pertama karena persyaratan ijtihad yang tidak terpenuhi, kedua karena akhlah dan syari`at islam yang lain telah dilanggar.)
Pesan ketiga adalah janganlah menjadi kaum moderat, tetapi jadilah kaum reformis; karena menjadi moderat tidaklah berguna. (saya bukan orang bahasa no-comment).
Mengapa Anda meluncurkan buku di Indonesia, bukan di negara-negara Islam lainnya?
Bagi
saya, Indonesia adalah salah satu model negara yang memiliki warga yang
cukup berpikiran terbuka, sangat bertoleransi, dan sangat ramah. Empat
tahun lalu, saat saya meluncurkan buku saya The Trouble With Islam Today'
di Indonesia, saya merasa begitu diterima. Namun, ternyata saat ini
keadaannya sudah berbeda. Orang lebih takut kepada mafia, gengster, dan
yang lainnya, yang menghalangi kebebasan berbicara dan berpendapat.(di Indonesia paham liberal mudah masuk asalkan menguntungkan penguasa setempat. dan cukup disayangkan media pers terkesan bercondong ke peseorangan pemilik saham dari pada sebuah media yang bisa menyampaikan berita menurut kebenaran yang ada)
Bagaimana pendapat Anda tentang diskusi buku di Salihara?
Saya
sangat menyayangkan ada kelompok orang yang memaksakan kehendaknya
kepada orang lain. Sebaliknya, saya salut kepada teman-teman yang hadir
di Salihara, yang tetap berada di samping saya, di sekitar saya, dan
tetap mendukung saya meski dalam tekanan.
Apakah ada yang ingin Anda sampaikan kepada massa yang membubarkan diskusi buku Anda?
Saya
ingin mengatakan bahwa Anda memiliki hak untuk tidak berpihak kepada
saya, Anda memiliki hak untuk tidak setuju dengan pendapat saya, Anda
punya hak untuk mempertahankan pendapat Anda sendiri, tetapi Anda tidak
punya hak untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain. Anda tidak
punya hak untuk memaksakan kehendak Anda agar diterima semua orang.
Islam mengajarkan tentang perdamaian dan bukan kekerasan. Jangan
membenci orang lain seolah-olah Anda adalah Tuhan. (aksi adalah sebuah protes keras dari sekelompok orang yang menyatakan tidak sepakat. saya pikir itu sah dan wajar mengingat ini adalah sebuah pencorengan agama dan penyalahan syari`ah. seperti layaknya Umar bin Khatab yang memberikan hukuman keras atas warga yang menolak pembayaran zakat. dan hukuman mati (klo tidak salah) kepada mereka yang mengaku nabi dan memutar balikkan nilai islam). dan saya harap anda tidak perlu kembali ke Indonesia lagi :)
Ada pesan yang ingin Anda sampaikan kepada warga Indonesia?
Pesan
saya kepada masyarakat Indonesia, terutama kaum muda, inilah saatnya
Anda berbicara dan menanyakan hal yang ingin Anda tanyakan. Ada banyak
tempat bertanya bagi Anda, bukan hanya kepada para ulama. Anda bahkan
bisa mencoba berdiskusi langsung dengan tim saya di website www.irshadmanji.com dan klik di kolom kontak. Saya memiliki 10 orang dari beragam kalangan yang terbuka untuk berdiskusi tentang Islam. ("serahkan kepada ahlinya". jika ada masalah serahkan pada yang berhak membuat keputusan mereka adalah para Ulama yang memang sudah berikhtiar dengan maksimal untuk mempelajari nilai-nilai syariah. jika bertanya islam pada orang yang sesat niscaya ia akan ikut sesat pula. saran saya sebelum melakukan diskusi dengan Irshad Manji silahkan perkuat dulu hafalan, pemahaman tafsir, pemahaman syariat, sehingga tidak terjebak pada pertanyaan logis yang menyesatkan dan mengacaukan aqidah anda. ingat aqidah adalah barang termahal yang Allah titipkan pada kita)
Sebelum mengakhiri wawancara, saya ingin bertanya kepada Anda tentang dua hal: Islam dan ijtihad, Apa pendapat Anda tentang dua hal ini?
Saya
adalah seorang Muslim(?????????????????????). Saya mencintai Allah, sangat dalam. Saya percaya
segala sesuatu diciptakan Allah dengan alasan. Dan, bagi saya, hidup
adalah sebuah pemberian. Islam adalah agama yang menuntun kepada
kehidupan menjadi lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah. Kita
beragama, sebagai sarana untuk mengucapkan syukur kepada Allah atas
pemberian (kehidupan) yang telah diberikan kepada kita.Adapun ijtihad adalah praktik berpikir yang independen, yang tidak terpengaruh oleh apa pun.(ijtihad itu berdasarkan nilai alquran dan sunnah. 2 hal itu mutlak tidak dapat ditinggalkan) Ijtihad tidak membungkam manusia untuk menanyakan sesuatu. Ijtihad membuka
jalan bagi manusia untuk mengembangkan banyak hal. Dari sumber yang
saya baca, ratusan tahun lalu, manusia bisa mengembangkan filosofi,
sains, dan seni berkat ijtihad. Dan, sekali lagi, buku saya juga menjelaskan tentang hal ini. Mari kita jadikan Islam menjadi lebih baik dengan ijtihad.(sebelum melakukan ijtihad dan sebelum mempermasalahkan ijtihad mari belajar ushul fiqh :) qowaidul fiqh :) sehingga kita akan melihat ijtihat itu berbeda dengan apa yang digambarkan Irshad Manji)
demikian dari saya semoga bermanfaat. bahasa pers bukan bahasa yang bisa ditelan mentah-mentah. banyak hal yang musti kita tau untu menelaah bahasa pers. maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. silahkan jika ingin berdiskusi. :)