Sabtu, 25 Agustus 2012

confess love

titipan dari seorang:

selama ini hanya mendengar cerita dari teman. entah mengapa akhirnya aku memang harus mengalaminya. mengapa harus dia yang menyatakan perasaannya? mengapa bukan dia (yang lain) yang kuharapkan akan mengungkapkannya. mungkin dia (yang lain) sedang sibuk menata dirinya, sibuk membenahi dirinya.

dan kepadanya aku hanya bisa bilang, maaf kita berbeda. terlalu banyak prinsip-prinsip kita yang berbeda. niatanmu yang mencintaiku karena aku cerdas (menurutmu) aku pikir itu bukan alasan yang kuharapkan. bagaimana jika kelak aku sudah mulai tua dan pikun apakah kau akan tetap mencintaiku? kau hanya mencintai kecerdasanku bukan aku. dan setiap kali kita bertemu (meskipun hanya 2x) kau hanya bisa memojokkanku dan memaksakan teorimu. padahal kita sama-sama tau bahwa kedua teori kita benar, hanya berbeda jalan penyelesaian. maaf aku pikir kita tidak akan pernah cocok. dan maaf aku hanya menganggapmu teman.

untuk adekku yang mulai dewasa :-)


Berjalan menapak takdir seperti berjalan mengikuti sebuah arus sungai. Kita tidak perna tau kapan ada sebuah batu menghadang, belokan tajam ataupun arus terjal. Yang kita tahu  bahwa kita sedang berpuasa, menahan tiap rasa sakit yang akhirnya ada sebua kesenangan dan kedamaian di Samudra Surga milik-Nya.
Takdir sering kali diartikan sebuah hal yang menyengsarakan, menyusahkan dan membingungkan. Padahal takdir itu adala kaktus kecil yang tiba-tiba berbunga indah. Semua rasa sakit dan rasa menyenangkan yang kita dapatkan saat ini adalah sebuah takdir dari Allah. Orang tua yang menyayangi kita, teman-teman yang setiap saat berada didekat kita, orang-orang disekitar kita yang memberikan senyum semangat serta inspirasi untuk kita. Itula takdir terbaik Allah untuk kita.
Cinta, lima kata yang katanya luar biasa. Namun tiap cinta manusia itu tidak terlalu berarti. Pasti akan menimbulkan masalah meskipun ada rasa bahagia yang menyelimuti. Hanya Allah tempat cinta itu berlabuh. Dan hanya Allah alasan kita memberi cinta untuk orang lain. Sehingga ketika cinta menyakiti hati kita yang kita tau, Allah takkan pernah menyakiti hamba-Nya dan ada sebuah bunga indah kaktus dibalik sakitnya cinta.
Harapan itu selalu ada. Meskipun rasa sakit menjelang, meskipun tersakiti oleh duri-duri dakwah dan kehidupan, namun bukankan tempat kita bersandar adalah Allah. Meskipun akhirnya dunia berhenti tersenyum untuk kita, harapan itu selalu Allah berikan melalu senyum Allah dipagi hari dengan lembutnya mentari yang mulai menerangi bumi, derasnya sungai yang tak pernah lelah meskipun manusia hanya bisa mengotorinnya, dan terangnya bulan meski ia tak pernah mampu membuat sinyalnya sendiri. Dan kini Allah adalah satu-satunya tujuan kita untuk tetap bertahan meskipun berat. Jika tak ada orang yang ingin kita berkontribusi paling tdak kita memiliki kontribusi meskipun kecil dan tak berarti untuk manusia. Namun ada arti dan kontribusi untuk Allah. Yakin bahwa Allah takkan menyia-nyiakan hamba-Nya.

Tarbiyah bukanlah jama`ah yang terbaik. Namun tarbiyah adalah takdir terbaik dari Allah untuk kita. Semoga ini kekal hingga kita bertemu di Jannah-Nya