Sabtu, 26 April 2014

Semangat Pagi calon bunda dan ayaaahhh... Semangat Pagi juga buat para bunda dan ayaahhh...

Kali ini utk kaum adam yakk..

Tralaaaa....

 1| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH

 2| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak

 3| Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya

�� 4| Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi

 5| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.

�� 6| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut

�� 7| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid

 8| Harus ada sosok AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH

 9| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan

 10| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid

 11| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya

�� 12| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya

 13| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH 'kepala sekolah' tapi AYAH 'penjaga sekolah'

 14| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya

 15| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak

 16| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya   logika

 17| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama

 18| Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi

 19| Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan. Semoga negeri ini tak lagi kehilangan AYAH

 20| Sebarkan!



Jumat, 25 April 2014

Cahyadi Takariawan menulis :

Saya mengajak suami dan istri untuk berlomba dalam lima aktivitas berikut ini:

1. Berlomba untuk mendahului meminta maaf kepada pasangan. Siapa yang lebih cepat meminta maaf kepada pasangan, dialah yang paling baik.

2. Berlomba untuk mendahului memaafkan pasangan. Siapa yang lebih cepat memaafkan pasangan, dialah yang paling baik.

3. Berlomba untuk mendahului mengalah demi kebaikan bersama. Siapa yang lebih cepat mengalah demi kebaikan bersama, dialah yang paling baik.

4. Berlomba untuk mendahului menyesuaikan dengan keinginan pasangan. Siapa yang lebih cepat menyesuaikan dengan keinginan pasangan, dialah yang paling baik.

5. Berlomba untuk mendahului memberikan yang terbaik bagi pasangan. Siapa yang lebih cepat memberikan yang terbaik bagi pasangan, dialah yang paling baik.

Semoga anda juaranya.

Sedikit oleh-oleh dari Seminar Parenting "Smart Parents Smart Children" yang diadakan Has Darul Ilmi 12 April 2014.

Materi yang sangat bagus untuk para orang tua yang diberikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.

Tidak terasa, sebenarnya waktu kita untuk mendidik anak itu sangatlah singkat.
Saat anak sekolah ditempat jauh, saat anak waktunya kuliah di kota lain, saat ia menikah...
Sangat singkat Bunda!
Gunakanlah waktu sebaik-sebaiknya untuk menanamkan hal baik ke anak, karena tidak terasa, itu akan segera berlalu.

Waktu berharga pengasuhan anak:
7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.

7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai  atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.

7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.

7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.

Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun. Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat. Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun.
Ampun dah lama bener ya?
No wonder our hubby suka rada ajib. He...he....

Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu.

Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.

Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.

Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.

Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin.

Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi.
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.

Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.

Demikian sedikit oleh-olehnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat....

Kamis, 24 April 2014

#ibu

#ibu dari awal aku lahir aku ada dalam kandunganmu
#ibu tumbuh besarnya aku ada dalam genggamanmu
#ibu besar dan suksesnya aku itu karena dukunganmu
kata-katamu #ibu membuat seseorang bisa melejit bagaikan roket
namun apa jadinya jika seorang #ibu sendiri yang menjatuhkan anaknya?
apa jadinya jika kata-kata #ibu hanya mampu menyakiti tapi tak mampu meminta maaf bahkan menyembuhkan luka
apa jadinya jika #ibu berkata "aku bosan merawatmu dari berpuluh-puluh tahun"
apa jadinya jika #ibu mengatakan jijik kepada anaknya sendiri
apa jadinya jika dimata #ibu sang anak terus salah. sekeras apapun anak itu berusaha
apa jadinya jika #ibu terus berkata menyakitkan kepada anaknya
apa jadinya jika #ibu terus mengulang keburukan sang anak tanpa pernah memandang kebaikannya
apa jadinya jika #ibu selalu merasa benar jika dibanding dengan anaknya dan anaknya selalu dalam posisi salah
mungkin anak itu perlu menghilang dari pandangan #ibu agar tidak lagi menjadi beban
maaf jika anakmu hanya bisa belajar mencintaimu dalam diam #ibu jika perhatiannya pun kau tampikkan dengan kata2mu yang menyakitkan
kesabaran itu tidak memiliki batas, namun kali ini aku semakin takut pada diriku. takut bahawa diriku bukan lagi aku yang dulu. lidah itu bukan pisau ataupun pedang tapi ketika dia melukai rasanya matipun lebih baik.
dalam zona waktu yang terkukung yang kutau bikan siapapun yang mengukung kecuali mereka. bukankah semua dalam taraf ujian? tapi boleh kan jika aku merasa sakit hati. maaf jika aku tidak pernah berhasil dan sukses menjadi anak yang baik. dan maaf jika selama ini aku hanya menjadi beban hidup kalian. semoga kita segera dipisahkan sehingga beban kalian bisa hilang selamanya

Selasa, 22 April 2014

SIFAT SESEORANG BISA DILIHAT DARI CARA TIDURNYA

1.Tidur dengan memeluk Bantal,
biasanya orangnya berjiwa seni, perasaannya halus dan
jiwanya romantic.
2. Tidur dengan banyak Bantal,
biasanya orangannya kurang
percaya diri dan selalu inginnya
banyak yang menemani atau
mendampingi.
3. Tidur Dengan Satu Bantal biasanya orangnya suka yang
seadanya ( sederhana ), dan bila
membuat keputusan
berdasarkan fikiran bukan
nafsu semata.
4.Tidur dengan meletakkan
Bantal Di Bawah Kaki biasanya
orangnya punya sifat kurang
baik, jarang bergaul, egois dan
suka menempuh jalan pintas
untuk mencapai cita2nya.
5.Tidur dengan tanpa Bantal biasanya orangnya punya sifat
percaya diri sangat tinggi (PD)
namun ujung-ujungnya suka
Egois.
SUBHANALLAH

ust Yusuf Manysur

Senin, 21 April 2014

WA DR Agus Setiawan:
Al-Batholah Al-Harokiyah
(Pengangguran Harokah)

Beberapa orang tengah asyik adu argument di sebuah masjid sambil menatap sebuah kulit pisang.
"Wah ini kalau ada yang terpeleset bisa berdarah kepalanya", kata salah seorang.
"Kalau Islam tegak, pasti semua akan bersih. 'Kan kebersihan sebagian dari iman", ujar yang lainnya.
Tiba-tiba muncul marbot masjid. Begitu melihat kulit pisang tadi maka diambilnya. Lalu dibuang ke tempat sampah. Selesai masalah.

Tidak sedikit orang merasa berharokah (bergerak demi kejayaan Islam) namun hanya asyik berdebat. Wawasan dan gaya bicara begitu memukau. Namun tidak banyak kerja yang dibuat. Mereka itulah yang terjebak dengan apa yang diistilahkan 'al-batholah al-harokiyah' pengangguran haroky.

Semoga kita terhindar dari pada nya...Amiin
-------
My Comment:
قال الدكتور يوسف القرضاوي حفظه الله:
"كل ما لديهم لسان طويل على ذراع قصير، وبراعة في النقد، وإخفاق في العمل، وهمة في الهدم، وقعود عن البناء.
أكبر هم هؤﻻء تتبع العثرات واﻷخطاء للعاملين، وتجميعها من هنا وهناك، ثم النظر إليها من خﻻل مجهر مكبر مقرب، فإذا الحبة قبة، وإذا النملة فيل.
ﻻ يلتمسون لعامل عذرا، وﻻ يحسنون بأحد ظنا، وﻻ يقدروت للظروف المحيطة قدرها، وﻻ يعرفون أن للضرورات أحكامها، وهؤﻻء ﻷنهم ﻻ يعملون، تجدهم ﻻ يخطئون، ﻷن الخطأ نتيجة اﻻجتهاد في العمل، وهؤﻻء اﻹخوة الطيبون مغرورون، غرتهم اﻷماني، وغرهم بالله الغرور.

Terjemahan comment :

DR Yusuf AlQaradawy berkata;
"Yg mereka miliki adalah lidah panjang dg lengan yg pendek, pandai kritik, gagal dalam amal, semangat dlm meruntuhkan, berdiam diri dari kontribusi. Semangat trbesar mereka adalah meneliti satu2 celah & kesalahan orang yg bekerja,menghimpun dari sana-sini, kmudian melihatnya dg menggunakan mikroskop, biji berubah sebesar kubah, semut sebesar gajah.
Mereka tidak memaklumi kesalahan org yg bekerja,tdk berprasangka baik,tdk memperkirakan situasi yg berkembang,tdk memahami bhwa situasi darurat ada hukumnya sndiri. Dan mereka,karena mreka tdk bekerja,kau dapati mereka tak punya salah,karena salah adalah konsekuensi ijtihad dlm amal,mereka tertipu oleh oleh angan2.
Copas dr grup sebelah

← Adab Membaca Al-QuranMembaca Al-Quran Dengan Tajwid →
Hukum Wanita Haid Membaca Al-Quran
Posted by Belajar Membaca Alquran
Para Ulama besar memiliki pendapat yang berbeda mengenai Hukum wanita yang sedang membaca Al-Quran diperbolehkan atau tidak ?? Ada pendapat Ulama yang mengatakan bagi wanita yang sedang haid diperbolehkan membaca Al-Quran karena belum diketahui secara pasti dalil shahih yang melarang.

Namun ada dalil dan hadist dari sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa wanita yang sedang menstruasi diperbolehkan membaca Al-Quran dan kemudian hendak melaksanakan ibadah Umrah akan tetapi sedang dalam masa menstruasi :
Satu waktu Rasulullah dan Aisyah sedang ingin melaksanakan umrah, namun Aisyah dapatkan haid pada masa itu.

"lalu berhajilah, laku. kan apa yg dilakukan oleh orang yg berhaji kecuali thawaf dan shalat”
(HR Bukhari Muslim)
Berkata Syeikh Al-Albany:

“Hadist ini menunjukkan bolehnya wanita yang haid membaca Al-Quran, karena membaca Al-Quran termasuk amalan yang paling utama dalam ibadah haji, dan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membolehkan bagi Aisyah semua amalan kecuali thawaf dan shalat, dan seandainya haram baginya membaca Al-Quran tentunya akan beliau terangkan sebagaimana beliau menerangkan hukum shalat (ketika haid), bahkan hukum membaca Al-Quran (ketika haid) lebih berhak untuk diterangkan karena tidak adanya nash dan ijma’ yang mengharamkan, berbeda dengan hukum shalat (ketika haid). Kalau beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang Aisyah dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara tentang hukum membaca Al-Quran (ketika haid) ini menunjukkan bahwa membaca Al-Quran ketika haid diperbolehkan, karena mengakhirkan keterangan ketika diperlukan tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fiqh, dan ini jelas tidak samar lagi, walhamdu lillah.” (Hajjatun Nabi hal:69).

Namun jika orang yang berhadats kecil dan wanita haid ingin membaca Al-Quran maka dilarang menyentuh mushhaf atau bagian dari mushhaf, dan ini adalah pendapat empat madzhab, Hanafiyyah (Al-Mabsuth 3/152), Malikiyyah (Mukhtashar Al-Khalil hal: 17-18), Syafi’iyyah (Al-Majmu’ 2/67), Hanabilah (Al-Mughny 1/137). Mushhaf disebut juga dengan Al-Quran.

Kemudian mereka mengeluarkan dalil dengan firman Allah ta’alaa:

yang artinya : “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci.”

pendapat dari ulama lainnya adalah dilarang menyentuh Al-Quran termasuk sampulnya karena dia masih menempel. Ketika seorang wanita yang sedang haid boleh saja menyentuh Al-Quran namun dengan catatan membungkus tangan dengan kaos tangan, maka Al-Quran boleh disentuh.

Berkata Syeikh Bin Baz :

“Boleh bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al-Quran menurut pendapat yang lebih shahih dari 2 pendapat ulama, karena tidak ada dalil yang melarang, namun tidak boleh menyentuh mushhaf, dan boleh memegangnya dengan penghalang seperti kain yang bersih atau selainnya, dan boleh juga memegang kertas yang ada tulisan Al-Quran (dengan menggunakan penghalang) ketika diperlukan” (Fatawa Syeikh Bin Baz 24/344).

Akan tetapi yang lebih baik adalah ketika hendak membaca Al-Quran dalam keadaan suci , diperbolehkan menyentuh dan membaca Al-Quran bila dalam keadaan hadast kecil. Pendapat tersebut dikemukakan dengan kesepakatan oleh beberapa ulama.

Berkata Imam An-Nawawy :

“Kaum muslimin telah bersepakat atas bolehnya membaca Al-Quran untuk orang yang tidak suci karena hadats kecil, dan yang lebih utama hendaknya dia berwudhu.” (Al-Majmu’, An-Nawawy 2/163).

Adapula dalil yang mengatakan bahwa bolehnya membaca Al-Quran meski tidak berwudhu terlebih dahulu ada dalam hadist Ibnu Abbas. Beliau ketika itu sedang menginap di rumah bibinya Maimunah Radhiyaallhu’anha ( istri dari Rasulullah SAW), kemudian beliau berkata dalam dalilnya :

“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai ketika tiba tengah malam, atau sebelumnya atau sesudahnya, beliau bangun kemudian duduk dan mengusap muka dengan tangan beliau supaya tidak mengantuk, kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran.” (HR.Al-Bukhary)

Di dalam hadist ini [dipotong oleh WhatsApp]

Minggu, 20 April 2014

Al-Akhfiyaa’

Lelaki itu baru saja menempuh perjalanan jauh. Perjalanan yang bukan hanya menguras tenaga, namun juga fikiran. Penat dan letih mendera hingga ke sumsum tulangnya. Ditemani oleh seorang sahabat, ia beristirahat malam itu. Tiga puluh menit setelah keduanya merebahkan tubuh, tiba-tiba lelaki itu berbisik, memanggil temannya, “Umar, sudah tidurkah engkau ... ?” Temannya menjawab, “Belum.” Lelaki itupun terdiam. Tiga puluh menit pun berlalu. Dalam keheningan malam, lelaki itu kembali berbisik, “Umar, sudah tidurkah engkau ... ?”. Temannya kembali menjawab, “Belum, wahai saudaraku ... “. Lantas keduanya kembali terdiam. Malam pun kembali senyap. Setelah satu jam dalam keheningan, lelaki itu kembali berbisik, “Umar, engkau sudah tidur ...?” Kali ini, temannya yang sesungguhnya belum tidur hanya terdiam. Tidak menjawab sepatah katapun. Lelaki itu pun mengira, bahwa sahabatnya telah tidur. Sejurus kemudian, ia pun bangkit dari peraduannya. Bersuci dan menghadap qiblat. Lantas, menghabiskan malam itu dengan isakan di hadapan Rabb-nya. Ia baru menyelesaikan qiyamul lail-nya malam itu, saat memperkirakan bahwa sahabatnya akan bangun.

Kisah ini diceritakan dengan penuh rasa haru oleh salah seorang tokoh pergerakan Islam abad ini, Umar at-Tilmisani, untuk menggambarkan perilaku sahabat sekaligus murabbi-nya yang sering menyembunyikan amal ibadahnya. Siapakah lelaki dalam kisah itu? Dialah Imam as-Syahiid Hasan al-Banna (Allahu yarham). Umar at-Tilmisani menceritakan kisah tersebut kepada Dr. Said Ramadhan al-Buthy, menantu sekaligus murid dari Imam Hasan al-Banna.

Saat membaca kisah ini, terkenanglah saya (penulis) akan perilaku ulama-ulama salaf (zaman dahulu) yang sering menyembunyikan amal sholihnya. Terkenanglah saya akan kisah Imam al-Mawardi seorang ulama sunnah yang terkenal, yang sampai akhir hidupnya tidak pernah mempublikasikan tulisan-tulisannya. Hingga ketika ia telah sakit keras dan merasa ajalnya telah dekat, ia memanggil seseorang yang dipercayainya, sambil berkata, “Buku-buku yang terdapat di tempat itu semuanya adalah karanganku. Jika kamu melihat tanda-tanda kematianku, dan aku sudah berada dalam sakaratul maut, maka masukkanlah tanganmu dalam genggaman tanganku. Jika tanganku menggenggam erat tanganmu dan meremasnya, itu tandanya karangan-karanganku tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Karena itu, segeralah ambil semua buku-buku itu dan buang semuanya ke sungai Dajlah pada malam hari. Tapi, jika tanganku membuka dan tidak menggenggam tanganmu, maka ketahuilah bahwa karangan-karanganku diterima oleh Allah azza wa jalla, dan aku akan memperoleh apa yang selama ini aku harapkan dari niat yang ikhlas.”

Orang kepercayaan Imam al-Mawardi itu pun bercerita, “Ketika kematian al-Mawardi telah dekat, saya letakkan tanganku di atas tangannya. Ternyata dia membentangkan telapak tangannya dan tidak meremas tanganku. Tahulah aku, bahwa itu pertanda karangan-karanganya telah diterima oleh Allah Ta’ala. Maka sepeninggalnya, aku perlihatkan buku-bukunya itu kepada orang-orang.”

Terkenanglah pula saya akan ungkapan Imam Syafi’i rahimahullah ta’ala, saat berkata kepada murid-muridnya, “Aku ingin orang-orang mempelajari ilmu ini, tanpa sedikitpun menisbatkan ilmu ini kepada diriku. Agar aku memperoleh pahala darinya, dan mereka tidak menyanjungku."

Mereka inilah para akhfiyaa. Orang-orang yang misterius. Orang-orang yang menyembunyikan amalnya. Orang-orang yang tidak suka dengan popularitas. Mereka adalah orang-orang yang berusaha menjaga dengan keras nilai keikhlasan dari setiap amal yang dilakukan. Tidak ada yang paling mereka takuti kecuali jika amal ibadahnya ditolak di hadapan Allah Ta’ala, karena dipenuhi virus popularitas, berupa riyaa (ingin diperhatikan) dan sum’ah (ingin dibicarakan) Kita akan dapati kisah-kisah mengenai mereka ini, saat membaca kisah ulama-ulama terdahulu (salaf). Dan sangat jarang kita dapati kisah-kisah seperti mereka pada tokoh-tokoh masa kini (khalaf). Wajarlah jika kemudian Allah Ta’ala memuji generasi yang lalu dengan ungkapan, “ulaaikal muqarrabuun.” (mereka itulah orang-orang yang dekat [truncated by WhatsApp]