Minggu, 08 Juni 2014

dia dia dia

berjalan melewati lini masa
berjalan di atas duri yang menyakiti hati
badai itu akan segera berlalu
air mata yang tumpah telah terganti dengan kepingan detik senyuman
seolah kaca yang pecah ditata ulang meski pecahan terkecil

dan hati tak pernah berbohong
tak ingin kelilangan dia
tak ingin kehilangan dia
dan tak ingin kehilangan dia

bagaimanapun semua ini hanya cerita
yang kita tulis hingga kita menghadap-Nya

jangan berhenti untuk menuntunku saat aku lemah
jangan berhenti utnuk memapahku saat aku mulai lelah
jangan berhenti untuk mencintaiku mecintaiku bahkan saat aku bukan lagi siapa-siapa

untukmu III

aku tidak lagi berharap waktu terulang
aku hanya ingin mengukir goresan waktu yang terlewati
aku ingin menikmati warna yang tergores
mengukir bahagia yang hanya senilai senyum tulus
menikmati perjalanan yang berurai air mata
menikmati perjalanan yang terukir tawa dan senyuman
bukan masalah mereka yang hendak mengaduh mengeluh dan mencaci
tapi masalah warna yang akan kita goreskan selanjutnya

untukmu II

menghitung hari detik demi detik *)
menunggumu menanti perjalanan selanjutnya
yang kuminta dirimu apa adanya
bukan mereka yang sempurna
tapi hanya dirimu yang apa adanya

lama menunggu
lelah menunggu
jemu menunggu
namun hati ini juga tak mampu untuk menipu diri sendiri

untukmu

diiringi dentingan musik yang mengalun
untukmu yang telah menghiasi warna hidupku
melewati detik detik yang kelam dan memberinya warna

jangan pernah pergi
saat langkah ini sudah mulai lelah dan penat

jangan pergi dariku
biar semua tau bahwa dirimu yang telah memberi warna dalam sendu

jangan memberi harapan
jika kelak kau hanya ingin menyakiti seperti yang lain

jangan memberi harapan
jika nanti semua hanya untaian kata dari lidah yang khilaf