Senin, 30 Juli 2012

Jaringan Islam Liberal II

Lihat-lihat website dan jadi tersenyum membacanya...


 Hal yang membuat tersenyum yang pertama adalah Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.... baik segi muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat (teologi) ... Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural. Bukannya ketiganya itu pokok pilar islam? Jika ketiga boleh di-ijtihatkan maka bayangan saya teringat ada orang JIL yang bilang bahwa islam itu relatif dan semua pendapat manusia itu relatif. WOW! Saya tidak ingin melogikakan dengan hal yang rumit, logikanya ada seorang Ikhwan JIL yang ingin melamar seorang akhwat. Ayah sang akhwat bertanya: "jenis kelaminmu apa?". Ikhwan JIL itu menjawab: "laki-laki pak!". Jika kita menggunakan prinsip bahwa semua pendapat manusia itu relatif maka "laki-lakinya" ikhwan tersebut relatif nggak ya? hehehe guyonan dari pak Adian Husaini sebenarnya.

Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Analogi lagi adalah 100 orang yang memiliki lahan perkebunan yang hampir panen tapi tiba-tiba ada 2 orang gila yang merusak hasil panen tersebut hingga terjadi kelaparan semu orang, maka apakah para kaum J*L (mencoba menghilangkan kata islam) akan tetap memihak pada kaum minoritas yaitu 2 orang gila tadi? Jika iya izinkan saya kembali tersenyum :-) bukankah hanya orang ALIG yang membela orang gila? :-) serius-serius-serius, intinya tidak semua orang minoritas itu benar. Dan seharusnya yang menjadi pedoman kita menilai adalah benar dan salah bukan mayoritas ataupun minoritas.

Meyakini kebebasan beragama Analoginya adalah anda juga berhak untuk menetukan diri menjadi apa diri ini, seperti fil sponbob yang merasa bosan menjadi seorang 'sponbob' dan ingin menjadi 'ubur-ubur' maka anda juga bebas menentukan di KTP anda ingin menuliskan status: anjing atau status:orang utan? begitukah?

Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik. Disebuah universitas Seni di Indonesia masih ada mata kuliah melukis orang telanjang dengan alasan 'art is art'. Lantas pertanyaan yang konyol dalam pikiran saya adalah jika ada mata kuliah tersebut kenapa bukan dosennya aja yang telanjang? katanya seni? terus kenapa klo itu art maka sedikit sekali orang J*L yang mau keluar dengan telanjang? kan seru tuh :-)