Kamis, 16 Desember 2010

Futur

SMS pertama
Lg musim ujian tp Bete banget
SMS kedua
Dah males nunggu pelantikan, kayaknya dah terlalu capek

Dua SMS yang membuatku terhenyak akan sebuah kesadaran bahwa ada saudaraku disana yang sedang kesepian. Beliau diantara sekian akhwat tangguh berdiri di FTTM ITB memperjuangkan study dan dakwahnya. Ukhti ingatkah kau ketika kita pendadaran calon bantara dulu. Kita datang dengan was-was. Kita sudah ngeri akan apa yang terjadi di antara kita nanti. jumlah kita dengan senior dan alumni 1:3. Semua merasa benar-benar mencekam. Sesempurna apapun peralatan yang kita bawa. Sekedap udara apapun air minum yang kita bawa tetap saja salah. Tetap saja makian, bentakan, hukuman tetap kita terima. Tetap saja kita rela menerima hukuman yang dibebankan orang lain kepada kita. Kita masih bisa tertawa dan menyemangati kelompok kita yang sedikit itu. kita masih berlatih beladiri taktis ketika malam telah menjelang dan semua orang terlelap berselimut malam. Kita tetap diam dan meminimalisir bicara ketika makian tak terbendung dilemparkan para alumni yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada sebelum kita datang semula. Kita tetap bertahan. Hingga malam semakin pekat dan kita malah harus berjalan menuju makam yang itu entah jauhnya seberapa tak lagi terasa. Satu pikiran kita, segera lakukan dan selesaikan segera! melewati makam. kita masih harus berjalan lagi. dan di ujung perjalanan malam kita masih harus dipermainkan oleh senior dan alumni yang (maaf) menyebalkan. Tujuan kita dari A pasti dengan retorikan yang luar biasa bisa berubah menjadi Z. Tak pelak hukuman cacian dari sang senior memenuhi ruang telinga dan mungkin membuat masing-masing kita hampir mengumpat(alhamdulillah nggak ya). hingga pagi menjelang kita bahkan tak sempat memejamkan mata untuk tidur. dan ketika kita mulai di gladi 1:3 oleh alumni yang jelas sudah terkenal kekejamannya. teriakan, makian bahkan lumpur yang hampir mendarat di wajah kita masih membuat kita bertahan. hingga kita dipisah satu-per satu. kita lemah. kita lemah ketika kita dipisah satu persatu. kita mulai mundur teratur. satu persatu mengundurkan diri. dan karena kebersamaan kita akhirnya kita mengundurkan diri bersama. kita sudah tak perduli cacian yang akan kita terima "masa bodo`". dan akhirnya ketika kita mundur ada salah seorang alumni yang mendudukkan kita. mengajak kita sarapan bareng. duduk bersama dan ngobrol. memberikan petuah dan mendengarkan keluah-keluhan kita. dari sana kita mulai bangkit bukan? lantas kita lanjutkan ke bukit perjuangan itu. entah berapa tubuh yang harus tersungkur lebam dengan jatuh ke sawah. dikejar anjing. naik pagar rumah orang. bersembunyi di rumah orang walaupun ketahuan dan akhirnya tubuh harus di banting oleh orang yang badannya 3x lipat (itu aku hehehe. sakit tahu!!). dan entah mengapa kata-kata menyerah itu tak lagi mau kuucapkan dan kita ucapkan untuk kesekian kalinya. ternyata kita mampu mendapatkan bendera itu walaupun sempat direbut dengan curang (versi kita) oleh senior-senior.
satu hal yang kusadari. kita mampu kok ukh. mungkin aku juga tak sedang ada di posisimu. tapi yang ku tau kau yang selalu menguatkanku ketika aku sudah tak kuat lagi. aku yakin. kau mampu. kau begitu istimewa dan yang kuyakini kau akan menemukan cara unik untuk bertahan dalam kesempitanmu kali ini...
tunggu aku di bandung, dalam waktu dekat jika Allah mengijinkan. rinduku kepada kawan yang benar-benar perduli kepadaku...
Luv You coz Allah Ukhti fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar