Jumat, 17 Desember 2010

Fiqh Mu`asyiroh: Kepemimpinan jilid II

Mengapa masalah kepemimpinan selalu saja ada masalah? Baik itu soal rebutan kemudian soal ketidak relaan letika melepas jabatan sebagai seorang pemimpin. Rasulullah bersabda HR Imam Ahmad, Tirmidzi, Hakim dan Bukhori "Tiap umat memiliki fitnah(fitnah adalah apa saja yang berpotensi keburukan) dan fitnah umatku adalah harta". Sehingga di hadist yang lain di ilustrasikan lagi "Seandainya seorang manusia memiliki satu lembah emas niscaya ia ingin memiliki dua lembah dan jika ia punya dua lembah maka ia menginginkan tiga lembah..." HR Bukhari dan Muslim dari Imam Malik dan Ibn Abbas. Fitnah lain HR Bukhari dari Abu Hurairah, "Akan datang suatu masa seseorang tidak perduli darimana seseorang mendapatkan hartanya." Dan itulah kata Rasulullah yang tidak pernah berbicara dengan nafsunya melainkan berbicara atas wahyu dari Allah. Maka apa pengaruhnya untuk kita? maka kita harus hati-hati.

Jika harta adalah fitnah maka yang menjadi fitnah adalah sumber-sumbernya. Begitupula saat ini, menjadi pejabat atau pemimpin dianggap akan mendapatkan harta. Maka karena itulah mengapa terjadi perbutan dalam harta. Nah! Karena jabatan dan pemimpin adalah untuk uang maka yang dibutuhkan sekarang untuk menjadi seorang pemimpin adalah modal dalam jumlah banyak. Dan bisa kita bayangkan ketika dia tidak jadi (pasti strees) dan lebih parah lagi jika ia jadi pasti ia akan mengembalikan modal yang semula digunakan dan mungkin akan lebih bertambah dan berkali lipat lagi dengan berbagai macam cara yang sangat mungkin itu ilegal. dan terbukti korupsi tidak akan pernah terhenti jika sistem masih bobrok seperti ini.

Kita lupakan itu dan kita melihat islam bagiamana mengatur semua itu. Dalam bahasa al qur`an kita menyebutkannya imammah.

QS Al Furqon 74, "dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa". Ini adalah isyarat oleh Allah bagi kita harus punya ambisi menjdai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Yang harus kita sadari adalah pemimpin adalah sebuah kebaikan. Dan kebaikan pemimpin adalah mampu memimpin orang-orang yang bertakwa. Dan dialah pemimpin yang baik.

QS Al Baqarah 124, "ketika Allah menguji Ibrahim dengan beberapa kalimah(Allah menurunkan perintah dan larangannya kepada Nabi Ibrahim dan merupakan ujian tingkat tinggi (menyembelih anaknya dan meninggalkan Ibunda Hajar di Padang Tandus Mekkah)), dan Nabi Ibrahimpu menunaikan dengan sempurna dan Aku jadikan dirimu sebagai imam umat manusia" dan ternyata beliau jalani dan lulus dan di lantik menjadi imam umat manusia. Dan itulah pemimpin yang baik. Mau melakukan hal-hal tidak logis/berat tapi mau dilakukan asalkan itu adalah perintah dan ujian dari Allah. dan inilah termasuk sifat-sifat rohani yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin.

Beberapa surat lain QS Al Israa 71 "Akan kami panggil umat itu dengan pemimpinnya. Maka sebenarnya pemimpin itu mengajak umatnya(Tinggal dua pilihan surga atau neraka)" dan inilah sebenarnya pemimpin adalah sebuah beban. Itulah hakikat sebenarnya menjadi pemimpin. dan sekali-sekali kita tidak boleh kita menggunakan pertimbangan rizqi ketika kita memilih seorang pemimpin (contoh: klo dia menang kampung kita akan di bangung dll). Mengapa? karena rizqi itu urusan pribadi kita dengan Allah. Itulah mengapa banyak orang yang kecewa dengan pemimpinnya.

dan sekarang Realnya. Allah sempat emnginformasikan kepada Malaikat bahwa akan diciptakan khalifah di bumi. Allah mengatakan manusia akan menjadi khalifah dibumi. kita terlalu terpacu pada sebuah definisi kalau khalifah adalah pemimpin padahal Allah masih sering menggunakan kata Imammah dalah kepemimpinan. maka sebenarnya definisi khalifah disini tidak lebih dari sebuah tugas untuk menjadikan bumi ini adalah bumi Allah bukan bumi dirinya.  yang dimanapun orang berada akan merasa dekat dengan Allah

dari Nu`man bin ba`asyir "Kami sedang duduk-duduk, basyir ini dikenal dengan orang yang tidak banyak bicara...

terputus dan baterai laptop hampir habis.... to be bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar