Jumat, 08 November 2013

Hanya sekian hari d jogja... tdk menuntaskan semua kerinduan

-Alhamdulillah.. Selalu saja ada nasehat yang didapat
ketika menghabiskan malam minggu bersama AL-
Qur’an dan para pengajarnya-
Berikut ini saya tuliskan culipkan percakapan antara
murid dengan ustadznya.
Murid : Ustadz, hari ini saya hafalan halaman 14
Ustadz : Monggo silakan
Murid : (Mulai menghafal-ta’awudz-basmallah-
membaca surat Al-Baqoroh ayat 94 sd 101).
Ustadz : Hmm… ini hafalan baru atau lama?
Murid : Hafalan lama Ustadz, saya hanya mengulang
hafalan saja.
Ustadz : Kalau hafalan baru harusnya halaman
berapa?
Murid : Halaman 18 Ustadz, hehehe (sambil nyengir)
Ustadz : Kenapa sekarang mengulang hafalan halaman
14?
Murid : (Masih sambil cengar-cengir) Hafalan-hafalan
saya yang sebelumnya pada hilang Ustadz, makanya
saya memantapkan lagi dengan mengulang
menghafalnya.
Ustadz : Kenapa bisa begitu? Kamu sibuk kuliah ya?
Atau ada kesibukan yang lain sehingga tidak sempat
hafalan?
Murid : (Merenung sejenak-berpikir) Ndak juga Ustadz
Ustadz : Atau jarang di- muroja’ah 1) ya? Jarang
dibaca kembali hafalan-hafalannya?
Murid : (nyengir lagi) Iya Ustadz, saya
jarang muroja’ah . Mungkin karena saya futur. Jadi
sewaktu menghafal, sudah berulang-ulang dibaca tapi
susah sekali masuknya. Kalau mau hafalan
dan muroja’ah , seringkali kalah dengan tilawah 2),
apalagi ada target tilawah.
Ustadz : Hmm.. begitu. Saya jelaskan sedikit. Pada
dasarnya menghafalkan Al-Qur’an itu hukumnya fardu
kifayah, sama dengan hukum shalat jenazah. Dimana
ketika ada seorang muslim yang telah mengerjakannya,
maka gugurlah kewajibannya. Namun ada banyak sekali
keuntungan bagi seorang yang menghafalkan Al-Qur’an.
Sangat sayang jika kita melewatkan ibadah yang satu
ini-hafalan.  Salah satu keuntungan menjadi penghafal
Al-Qur’an adalah dikumpulkan bersama para penghafal
Al-Qur’an di surga. Di surga, manusia akan
dikelompokkan berdasarkan hafalannya 3). Naah..
Menjaga hafalan yang telah kita miliki hukumnya wajib,
sedangkan tilawah hukunya sunnah.
Murid : (Berpikir. Berkata dalam hati, “Dikelompokkan
berdasarkan hafalan kita di surga? Waduuh, hafalanku
masih sedikit. Gimana ini..? berarti harus produktif untuk
menghafal. Hmm..”)
Ooo.. begitu Ustadz. Berarti lebih
diprioritaskan muroja’ah daripada tilawah?
Ustadz : Insya Allah begitu. Muroja’ah Insya Allah akan
memiliki pahala yang sama dengan tilawah, bahkan lebih
banyak, karena kita melakukannya dengan berulang-
ulang. Namun, bukan berarti dengan menghafal qur’an
kita tidak tilawah sama sekali. Kita harus seimbang
antara tilawah dengan muroja’ah . Strategi setiap orang
berbeda-beda. Terserah kamu bagaimana menyusun
strateginya.
Murid : Hmm.. iya Ustadz. Kalau Ustadz sendiri,
bagaimana strategi menghafalnya?
Ustadz : Hafalan qur’an itu harus senantiasa dibaca
berulang-ulang. Ketika shalat, surat-surat yang telah
kita hafal dibaca. Jadi, waktu shalat sunnah maupun
wajib, bacaan surat pendeknya tidak hanya surat-surat
pendek seperti Al-Ma’un, Al-Fiil, An-Nashr, Al-‘Ashr, Al-
Lahab, terlebih tiga surat terakhir Al-Qur’an-Al-Ikhlas,
Al-Falaq, dan An-Naas. Surat-surat itu pantasnya
dibaca anak TK dan SD. Selayaknya, dengan
bertambahnya umur, bertambah pula ilmu dan
pemahaman kita, termasuk di dalamnya hafalan qur’an
kita.
Murid : (menyimak-sambil berkata dalam hati
“Haduuh.. Mak tjlep.. tjlep. Tertohok banget”)
Ustadz : (Melanjutkan)
Selain mengerjakan hal-hal yang wajib, kita
juga harus mengerjakan yang disunnahkan Allah, yaitu
perbuatan yang dicontohkan Rasulullah saw. Naah,
dalam sehari, kita tidak hanya shalat fardhu yang lima
waktu itu saja kan? Ada shalat rawatib (sebelum subuh,
sebelum & sesudah dhuhur, sebelum ashar, sesudah
magrib, dan sebelum & sesudah isya’), shalat dhuha,
shalat tahajud, shalat witir, dan shalat-shalat sunnah
yang lain. Jadi strateginya, ketika shalat-shalat sunnah
itulah hafalan qur’an yang kita miliki dibaca. Misalnya
ketika shalat lail, dimana jumlah raka’atnya tidak
dibatasi, kita bisa memantapkan bacaan qur’an kita
untuk surat-surat juz 30. Ketika shalat dhuha, bacaan
surat Al-Baqoroh yang dimiliki bisa juga dibaca
semampunya. Di sisi lain, kita pun harus membaca
ulang hafalan qur’an kita setiap harinya. Misalnya
sekarang, kamu sudah punya hafalan 18 halaman juz 1.
Naah.. itu tinggal dibagi aja, setiap setelah sholat,
tilawahnya diganti muroja’ah 3-4 halaman.
Murid : Tapi Ustadz, terkadang, ketika sedang shalat
dan saya membaca surat yang telah saya hafalkan,
seringkali hafalan itu putus di tengah jalan. Bingung
melanjutkannya. Akhirnya saya berganti surat-surat
pendek yang lebih saya hafal. Bagaimana Ustadz?
Ustadz : Iya tidak apa-apa. Membaca surat-surat Al-
Qur’an ketika shalat hukumnya sunnah. Jika lupa, bisa
langsung dilanjutkan ruku’, kalau mau mengganti surat
lain yang lebih dihafal juga tidak masalah. Langkah
selanjutnya setelah shalat adalah segera membuka Al-
Qur’an dan membaca surat yang tadi lupa bacaannya.
Hal ini harus segera dilakukan untuk menghindari
menumpuknya hafalan surat yang terbengkalai karena
kita jarang melakukanmuro’jaah .
Murid : Iya Ustadz.***
1) Muroja'ah = mengulang kembali hafalan
2) Tilawah = mengaji Al-Qur'an
3) Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa, Dari ‘Abdillah
bin ‘Amr nin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda: Akan
dikatakan kepada Shohib Al-Qur’an, penghafal Al-
Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkanlah
sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al-Qur’an di
dunia. Sesungguhnya kedudukanmu di di surge sesuai
dengan jumlah ayat/akhir ayat hafalan yang pernah
engkau baca” . (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Lalu…? Bagaimana dengan hafalan surat kita?
Selama hidup ini, sudah ada peninngkatan menghafal
berapa persen…?
Jika sewaktu-waktu dipanggil oleh Yang Maha Pencipta,
sudah siapkah dengan kondisi kita saat ini…????
Mari berlomba-lomba dalam Kebaikan… ^^
**18 Des 2011_07.20 WIB.
**ini note yang ditulis oleh Jumie Sephy Rahayu (santri
griya quran dan ptt ikadi)

Rabu, 06 November 2013

RESEP AGAR HIDUP TENANG
* senantiasa ingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala
* Ambil air wudhu, sholat, baca quran, doa & dzikir krn setan sngt senang bersemayam dlm jiwa yg tak tenang
* Berprasangka baik
* Jng menerka2 perkara yg tdk th
* Jng bimbang terhadap perkara yg blm terjadi
* Siap dlm segala kondisi
* Jng terlalu fokus dng mslh
(Artikel dr facebook)

Selasa, 05 November 2013

Dr grup sblh
Alhamdulilah skrg sdh akhir bulan sekaligus akhir tahun, di bawah ini panduan ttg amalan Muharrom :

1. Memperbanyak Amal sholeh, dan tdk melakukan kemaksiatan, (srt at taubah 9:36)

2. Disunnahkan berpuasa,terutama di hari Asyuro (10 Muharram / 14 Nopember).

Ibnul Qayim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:

A.Tingkatan pertama, puasa tiga hari. Sehari sebelum Asyura (9), hari Asyura (10 muharram/14 Nopember), dan sehari setelahnya (11)

B.Tingkatan kedua, puasa tgl 9 & 10 Muharram. Ini berdasarkan banyak hadits.

C.Tingkatan ketiga, puasa tanggal 10 Muharram saja. (Zadul Ma’ad, 2/72).

3. Banyak beristighfar & bertaubat, terutama di Asyuro (10 muharram)

4. Bersedekah di hari Asyuro (10 Muharram) seperti sedekah setahun.

5. Menambah belanja kpd Klg. Melebihi biasanya (10 Muharram)