Rabu, 25 Oktober 2017

Kekuatan Bersyukur



Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[1].


Sumber: https://muslim.or.id/20127-bersyukur-ketika-senang-dan-bersabar-ketika-mendapat-bencana.html


Penahkan kita melihat kehidupan orang lain begitu menyenangkan. Semua tampak sempurna bagi kita, seperti akata pepatah 'rumput tetangga selalu lebih hijau'. Orang lain tampak lebih bahagia, lebih mudah mendapatkan kesuksesan, dan lain-lain. Benarkan demikian? Pernahkan dalam suatu percakapan kita tidak membicarkan tentang kesuksesan namun tentang kegagalan. Kegagalan yang kemudian saling berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Ada sebuah keluarga dimana bagi orang mereka tampak menyenangkan, semua sempurna, dan mereka bahagia. Namun orang tidak pernah mengetahui seberapa besar cobaan yang ia hadapi. Bagaimana dia bertahan ketika keuangan mulai colaps. Orang tidak pernah tau bagaimana mereka harus bekerja siang dan malam untuk sekedar bertahan hidup. Ada satu yang tidak pernah mereka lupakan ialah mereka selalu bersyukur dengan keadaan mereka. Dengan segala keterbatasan mereka bersyukur. Dengan segala keterbatasan mereka masih berterima kasih karena telah diberikan banyak anugerah.

Rasa syukur mereka lakukan dengan tidak mengeluh dan mengumbar setiap permasalahan di muka public. Dengan keuangan seadanya mereka berusaha untuk tetap berbagi meski kadang suami-istri harus menahan bisa belanja yang mereka inginkan. Mereka mencoba untuk tidak iri kepada yang lain, memantabkan hati bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, dengan iri kepada orang lain tidak akan membuat kita lebih kaya justru akan menghambat perjalanan kita untuk maju untuk sukses.

Orang melihat mereka adalah orang yang berkecupukan. Sebenarnya Hati mereka yang berkecukupan. Hati mereka yang mampu untuk menerima apapun dan dengan keterbatasan mereka mencoba untuk bergerak dan sukses. Semoga Allah menjaga mereka dengan ketulusan mereka, dengan rasa syukur yang ada di dalam hati mereka.


sumber gambar: https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj8jJ-4yorXAhXIJ5QKHX0kAnUQjRwIBw&url=https%3A%2F%2Fmuslimah.or.id%2F7235-hakikat-ujian-dunia.html&psig=AOvVaw3ShlmC6fFC0E844wlgPPzN&ust=1508979874648317

Tidak ada komentar:

Posting Komentar