Minggu, 05 Desember 2010

Untukmu Ukhti

Sebuah SMS malam ini menemaniku dalam malam minggu yang syahdu menjelang pukul 24.00. Seorang sahabat yang berada di barat sana kini sedang berada dalam kebimbangan menuju sebuah jenjang yang lebih suci tempat mereguk pahala yang meimpah. Sebuah kata indah dan semoga cukup sekali itu terjadi pada kita ialah pernikahan.

Tak ada yang aneh jika kita hanya melihat pernikahan sebatas sebuah pernikahan. Namun akan menjadi sebuah masalah yang sangat mendasar dan membuat semua berubah menyeramkan jika kitapun tak siap menjalani. Sama halnya sebuah analogi sederhana ketika seorang wanita hendaklah mengetahui hukum dan fiqh haid sebelum ia haid. Dan ketika dia haid semua hukum tlah ia pelajari dan siap untuk dilaksanakan. Begitu pula dengan pernikahan. Sejumlah fiqh munakahat sudahkah itu tersentuh? sudahkah cukup ilmu agama kita untuk melaksanakannya? Ataukah semua itu hanya euforia sesaat.

Jika masalah Fiqih kita telah lolos, masalah selanjutnya adalah ketika kita masih saja individualis dan egois. Mungkinkah kita bisa menerima orang yang akan mengetahui seluruh aib kita luar dan dalam? Sering kali sensitifme pribadi dan privacy yang berlebihan membuat pernikahan akan menjadi hantu yang menyeramkan. Cobalah berpikir jika anda adalah orang yang sangat suka kerapian sedangkan calon istri/suami anda adalah orang yang sangat berantakan dan managemennya kacau, apa yang terjadi? Masalah-masalah yang sepele namun tak juga bisa disepelakan dan tak perlu dibesar-besarkan. Komunikasi dan saling percaya serta kesamaan visi dan misi yang membuat kita akan bisa bertahan.

Untuk beliau yang sedang menunggunya datang, tenangkan hatimu. Lapangkan dadamu siapkan segala yang antuna butuhkan. Insyaallah saya akan membantu dengna doa. Luv You coz Allah ukhti... Semoga bukan menjadi awal perpisahan kita karena akan ada yang mendampingimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar