Selasa, 04 Juni 2013

Cerpen 1


Adalah Takdir

*Perjalanan dimulai setelah mengakhiri perjalanan yang lain*

Once upon a time... seperti dongeng saja. Anggap ini sebuah dongeng. Dongeng tentang harapan dan mimpi seorang gadis. Oh iya katanya, tak kenal maka ta`aruf, maka kenalkan gadis ini bernama Sherly. Seorang anak dari keluarga biasa saja dan jauh dari islam.

Perjalanan dimulai ketika Sherly memutuskan kuliah jauh dari orang tua dan menemukan hidayah melalui tarbiyah. Perjalanan berlangsung diantara nakal dan belajar menjadi seorang muslimah yang solihah. Hingga akhirnya dia lulus dari Universitas. Dia melanjutkan studi di Universitas yang lain dan di kota yang lain. Pada usia 21 dia lulus. Usia yang sangat muda kata orang, namun ia telah menganggap dirinya lebih tua dari usianya sebenarnya. Ya... dia memang belajar untuk menjadi dewasa. "Tua itu pasti, namun dewasa itu pilihan" kata sherly.

Studinya yang kedua, dia harus berada jauh dengan komunitas tarbiyah di kota itu. Ia berlajar untuk menghargai teman-temannya yang lain, yang berbeda agama, yang berbeda pendapat, berbeda kultur. Diantara teman-temannya hampir semua pacaran atau paling tidak memiliki pacar. Hanya dia sendiri yang tidak memiliki pacar. Paling tidak, berazzam untuk tidak pacaran.

Karang yang kokohpun sedikit demi sedikit terkikis, melihat orang lain yang memiliki "belahan hati katanya", sherly-pun berharap memilikinya. Tapi kembali ke komitmen awal jika ia tidak ingin pacaran. Entah seperti apa hati yang telah tercabik dan kesepian itu benar-benar mendera. Hingga suatu saat ada seorang Murabbi (ikhwan) teman sherly berkata
"kamu mau ku jodohkan dengan mutarabbiku?"

Ditawari demikian bukannya bahagia, sherly malah dag dig dug sendiri. Jadi salah tingkah, jadi berdebar, jadi ketakutan sendiri. Meskipun demikian akhirnya Sherly memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.
"Bismillah" kata Sherly dalam hati.

Perjalanan selanjutnya dimulai setelah Sherly mengakhiri perdebatan dan keraguan dalam hati dan memulai untuk melakukan ta`aruf.
"Saya mau kalau, ikhwan tersebut berkenan" kata Sherly suatu waktu.
"Ikhwannya minta tukar proposal dulu" kata Murabbi ikhwan tersebut yang bernama pak Tono.

Ditemani dag dig dug bunyi hati yang bergemuruh Sherly menuliskan proposal, namun karena kesalahan yang dilakukan file yang ada tidak tersimpan semuanya. Sedang deadline proposal yang Sherly janjikan kepada pak Tono semakin dekat, iapun mengirimkan proposal apa adanya dan tidak sempurna.
"Jika ikhwan tersebut berkenan menerima proposal saya, saya akan menyusulkan sedikit essay tentang diri saya" kata Sherly dalam email proposal yang ia kirimkan kepada pak Tono.

Hari berganti hari tlah terlewati... (np: stinky..). Tiba-tiba pak tono bilang
"Mbak coba cek imel".
Woooow rasanya hari itu jantung Sherly ingin jatuh dan lepas dari tempatnya *lebay*. Di cek di email, ternyata sudah ada proposal balasan dari ikhwan. Dengan membaca basmallah Sherly membuka proposal tersebut.
Nama: Yusuf
Alamat asal: Purwakarta
Pekerjaan: PNS
..........
karakter: pendiam ketika belum/baru kenal, tapi jika sudah dekat bisa cerita banyak hal.

Dag dig dug. "Namanya seperti nama seorang nabiyullah. Orangnya pendiam, sama seperti proposalnya yang singkat dan padat" batin Sherly.
Seperti janjinya dia mengirimkan essay singkat mengenai dirinya. Ikhwan tersebut diminta membuat essay juga. Essay pun dikirim kepada Yusuf, dan Yusuf membalas email tersebut dengan essay-nya. Di luar dugaan Sherly, dia pikir Yusuf akan mengirimkan sebuah essay pendeng, namun Yusuf malah bercerita panjang lebar mengenai diri dan keluarganya. Dalam hati Sherly tidak bisa ditutupi jika ia bahagia bahwa Yusuf sudah memberinya kepercayaan, walaupun sebesar apa kepercayaan itu sherly tidak benar-benar tau. Di dalam hati Sherly, ia menganggap bahwa Yusuf terlalu baik untuknya. Pantaskah Sherly menerima pemuda sebaik Yusuf?

Sherly akhirnya mengabarkan pada Murabbi Sherly mengenai proposal tersebut. Bu Rahma, murabbi Sherly hanya berkata "Siap-siap yang Sher, jika anti sudah mendapatkan balasan proposal itu artinya tinggal berlanjut ke Ta`aruf dengan bertemu. Kalau bisa luangkan waktu sehari minggu depan untuk bertemu ikhwan tersebut dan Murabbi ikhwannya."

Whaaaat... Sherly syooookkk. Akhirnya dengan terbatasnya waktu Sherly melobi orang tua Sherly. "bagaimana jika saya dekat dengan Yusuf?" kata Sherly sambil menunjukkan foto Yusuf kepada orang tua Sherly. Alhamdulillah, orang tua Sherly setuju dengan pilihan Sherly. Semua beres tinggal menyiapkan diri untuk bertemu, sholat istikhoroh tidak pernah terlepas dari malam Sherly sejak mereka saling bertukar essay diri.

Allah memiliki takdir yang sering kali akal manusia tidak mampu untuk menggapainya. Sherly bertanya-tanya kapan dan hari apa jadi ketemu untuk ta`aruf, karena beberapa mata kuliah tidak bisa ditinggalkannya. Menunggu, menunggu, dan menunggu membuat Sherly benar-benar kehilangan mood dan kesabaran. Akhirnya dia SMS bu Rahma dan menyanyakannya.
~Besok bisa bertemu dengan ibu di Masjid Kampus?~ jawaban SMS Sherly dari bu Rahma.

Jawaban itu membuat dirinya langsung remuk redam. Entah mengapa dia sudah berpikir jika proses ini gagal. Sherly menangis dan menangis. Mungkin hanya itu yang bisa ia lakukan karena tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, tak mungkin ia menghubungi Yusuf langsung karena sejak awal komunikasi mereka benar-benar melalui Murabbi masing-masing. Sherly tertidur dalam tangisan tersebut.

Dalam mimpi, ia melihat ia sedang berada di sebuah ruangan dan bisa melihat *dalam bayangan* ada Yusuf di sana. Dalam mimpi itu Yusuf berkata ia belum siap dan memutuskan untuk mengakhiri ta`aruf itu saja.

Bangun dari tidur Sherly benar-benar tercengang dan hanya bisa diam. Air mata seolah sudah tidak ingin keluar lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk jalan-jalan dan melepas segala kesedihan serta menyerahkan sepenuhnya kepada Allah agar diberi takdir yang terbaik. Sherly sudah siap menerima keputusan semenyakitkan apapun besok.

Di Masjid kampus, Sherly menunggu bu Rahma. Bu Rahma datang dan mengajak basa-basi sedikit dan akhirnya kembali ke topik mengapa mereka bertemu di luar jadwal liqo.
"Dek, pak Tono bilang. Yusuf diminta orang tuanya untuk mencari jodoh yang satu kota dengannya. Ibu tau bagaimana sakitnya, tapi in syaa allah akan ada jodoh yang lebih baik untuk anti".

Remuk, Redam, itu yang Sherly rasakan. Namun di depan bu rahma, Sherly tetap mencoba tersenyum dan berharap bu Rahma tidak kawatir terhadap kondisinya. Setelah ngobrol kesana dan kesini mereka berpisah.

Sherly tidak langsung pulang, ia mengarahkan motor yang dikendarainya ke jalanan yang berkebalikan arah dengan kosnya. Dia menikmati kesendiriannya dengan Allah saat di jalan. Dan air mata yang di pendamnya akhirnya tumpah dan tak lagi terbendung.

Dalam kondisi hancur seperti itu Sherly sangat menghindari untuk berkicau di twitter, ia hanya memfavoritkan apa tweet yang bagus dan bermanfaat. Di sisi lain, ternyata tweet apa yang di favoritkan oleh Sherly di re-tweet oleh Yusuf. Wallahu`alam.

Move On... mungkin kata yang harus Sherly sematkan di pikirannya saat ini. Dengan kesibukannya dengan studinya akhirnya sedikit banyak kesedihan itu terlewati. Hubungan dengan pak Tono juga kembali seperti semula dan tidak ada hal yang berubah dari awal.

Suatu saat, seperti biasa Sherly menemani bu Tono dan putra (Umar dan Ibrahim) jika pak Tono sedang berada di luar kota. Kebetulan atau takdir susu Umar habis, Bu Tono sebenarnya ingin beli sendiri ke Minimarket dekat rumah. Namun Sherly menawarkan diri karena dia juga sedang nganggur. Sampai di minimarket ia masuk dan melihat seseorang yang sepertinya ia kenal.
"Apa itu Yusuf?" tanya Sherly dalam hati, karena mereka memang belum sempat ketemu sama sekali, tidak ada dari mereka yang sadar jika mereka adalah pasangan yang pernah dijodohkan meskipun gagal.

Sherly memandangnya sekali lagi. namun mata mereka akhirnya bertemu, langsung saja Sherly buang pandangan ke tempat yang lain.
"lupakan, paling juga orang lain! segera cari susu formula buat Umar". Lama Sherly mencari susu formula umar karena tidak ketemu apa yang diinginkan bu Tono. Selesai mengambil susu formula, Sherly langsung ke arah lemari pendingin dekat kaca depan minimarket untuk mencari minuman dingin. Dan terjadi hal yang mengejutkan, orang yang papasan dengannya di pintu tadi masih berada di depan minimarket sambil memandangnya. Sherly langsung lari menuju rak yang bisa menutupi dirinya. Namun ketika ia memandang lagi ke dapan ia melihat orang itu sudah tidak ada di sana.

Sampai di rumah pak tono, Sherly langsung mengirimkan Direct message (DM) kepada Yusuf.
"Apakah tadi saya bertemu antum di minimarket?"
tidak lama kemudian ada notif DM " Y ".
Berapa kali hati itu remuk redam. Air mata kembali tumpah. Apa yang di foto jauh berbeda dengan aslinya, Yusuf jauh lebih tampan dan solih dari yang terlihat di foto. Namun Sherly juga tidak memiliki kekuatan apapun kecuali berharap. Berharap Allah memberikan yang terbaik untuk kita. Karena semua yang terjadi pada kita berdua adalah takdir kan? :-) Dan in syaa allah ada hikmah atas semua ini.

"Allah jika ia adalah orang yang terbaik untukku semoga kami dipertemukan di pernikahan atas nama dakwah-Mu. dan jika kita tidak berjodoh, semoga Kau memberikan hamba orang yang lebih baik dari beliau, dan memberikan beliau orang yang lebih baik daripada hamba"

Apapun yang terjadi dalam ta`aruf, berhasil atau gagal, itu adalah takdir dari Allah untuk mendewasakan kita. -Sherly-

5 komentar:

  1. yakin ini serpen fiksi?
    atau sedang curhat kegundahan hati?

    semoga segera menemukan jodoh yang telah digariskan :)

    BalasHapus
  2. hehe...fiksi or.... ?? :) piiiss ren...
    whatever...barakallah.. :) smoga dimudahkan dalam meniti jalan terbaikNya,,, :)

    BalasHapus
  3. nama Sherly itu nama cewek dari Sherlock home, nama Yusuf itu karena ada ikhwan yang ganteng banget dan wajahnya bersinar. Umar dan ibrahim itu anak kecil yg aktif banget. nama lain ngawur :-D

    *klopun* emang nggak fiksi semoga orang yang bersangkutan diberikan yg terbaik :-)

    BalasHapus
  4. berhayal tentang kehidupan ikhwan akhwat yg dibuat versi sinetron aja :-) kok

    BalasHapus
  5. aku blm yakin deh klo itu cm fiksi....malah lebih ke pengalaman pribadi kayake...:-)

    BalasHapus