Kamis, 02 Januari 2014

Semangaaat pagi.. ini ada cerita baguuus InsyaAllah 
Bidadari Surga

-

Bismilahirrahmanirrahiim..

Namanya "Aini". begitu ummi biasa memanggilnya.

Salah satu "adik "
terbaik yang pernah ummi miliki, yang
pernah ummi temui dan alhamdulillah Allah pertemukan ummi dengannya.

Seharusnya 28 Januari lalu genap ia
menginjak usia 37 tahun. Beberapa
tahun bersamanya, banyak contoh yang
bisa ummi ambil darinya.

Kedewasaan
sikap, kesabaran, keistiqomahan, dan
pengabdian yang luar biasa meretas
jalan da'wah ini.

Seorang muharrik
da'wah yang tangguh dan tak pernah
menyerah.

Sosok yang tidak pernah
mengeluh, tidak pernah putus asa dan
memiliki husnuzhon yang teramat tinggi
kepada Allah.

Dan dia adalah salah satu amanah ummi terberat, ketika memang
harusnya ia sudah memasuki sebuah
jenjang pernikahan.

Ketika beberapa akhwat lain yang lebih
muda usianya melenggang dengan
mudahnya menuju jenjang tersebut,
maka 'Aini Allah taqdirkan harus terus
meretas kesabaran.

Beberapa kali ummi
berikhtiar membantunya menemukan ikhwan shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan
proses, Allah pun berkehendak lain.

Namun begitu, tidak pernah ada protes
yang keluar dari lisannya, tidak juga
ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang ikhwan
begitu "lemahnya" hingga tidak mampu
menerjang berbagai penghalang?

Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih
usia yang selalu menjadi kendala utama seorang ikhwan mengundurkan diri, 'Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau
memprotes "Kenapa ikhwan sekarang
seperti ini?"

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau
sedih pada raut muka ataupun tutur
katanya. Kepasrahan dan keyakinan
terhadap kehendak Allah begitu indah
terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang ikhwan shalih
yang dengan kebaikan akhlak serta
ilmunya, datang dan berkenan untuk
menjadikannya seorang pendamping.

Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan
yang ia tampakkan selain ucapan
singkat yang penuh makna "Alhamdulillah.. jazakillah ummi sudah
membantu... mohon do'a agar diridhai
Allah."

Alhamdulillah, Allah mudahkan proses
ta'aruf serta khitbah mereka, tanpa
ada kendala apapun seperti yang pernah
terjadi sebelumnya.

Padahal ikhwan
shalih yang Allah pilihkan tersebut
berusia 10 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah
untuk menyegerakan sebuah pernikahan,
maka rencana akad pun direncanakan satu
bulan kemudian, bertepatan dengan
selesainya adik sang ikhwan menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun, Allah lah Maha Sebaik-baik
Pembuat keputusan..

Dua minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang.

Usai 'Aini mengisi sebuah ta'lim, motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer di depannya.

'Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU.

Dua hari setelah
peristiwa itu, rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan
menyerah, tidak sanggup berbuat
banyak karena kondisinya yang begitu
parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak
tangis kami yang berada disana.

Semua keluarga 'Aini juga sang ikhwan pun
sudah berkumpul, mencoba menata hati
bersama untuk pasrah dan bersiap
menerima apapun ketentuanNya.

Kami hanya terus berdo'a agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya.

Hingga sesaat, Allah mengizinkan 'Aini
tersadar dan menggerakkan jemarinya.

Rabb.. sebait harapan pun kembali kami
rajut agar Allah berkenan memberikan
kesembuhan, walau harapan itu terus
menipis seiring kondisinya yang semakin melemah.

Hingga kemudian sang ikhwan pun mengajukan sebuah permintaan
kepada keluarga 'Aini.

"Izinkan saya untuk membantunya
menggenapkan setengah dien ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka
ia datang menghadap Allah dalam
keadaan sudah melaksanakan sunnah
Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua
tertegun. Yakinkah dia dengan
keputusannya?

Dalam kedaaan demikian, akhirnya dua
keluarga besar itupun sepakat memenuhi
permintaan sang ikhwan.

Sang bunda pun membisikkan rencana
tersebut di telinga 'Aini.

Dan baru kali
itulah ummi melihat aliran air mata
mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang
penghulu, orang tua dari dua pihak, serta
beberapa sahabat dan dokter serta
perawat... pernikahan yang penuh tangis
duka itupun dilaksanakan.

Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit
terlukiskan.

Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap, sang
ikhwan pun mencium kening 'Aini serta
membacakan do'a di atas kain perban
putih yang sudah berganti warna
menjadi merah penuh darah yang
menutupi hampir seluruh kepala A'ini.

Lirih, kami pun masih mendengar 'Aini
berucap, "Tolong ikhlaskan saya....."
Hanya lima menit. Ya.. hanya lima menit
setelah ijab kabul itu.

Tangisan pun
memecah ruangan yang tadinya senyap
menahan sesak dan airmata. Akhirnya
Allah menjemputnya dalam keadaan
tenang dan senyum indah.

Dia telah menjemput seorang bidadari...

Sungguh indah karunia dan janji yang
telah Allah berikan padanya...

Dia memang hanya pantas untuk para
mujahid-Nya di Jannah Al Firdausi....

Dan sang ikhwan pun melepas dengan
penuh sukacita dengan iringan tetes air mata yang tidak kuasa ditahannya...

"Saya telah menikahi seorang bidadari..
nikmat mana lagi yang saya dustakan..."

Begitulah sang ikhwan shalih mengutip
ayat Ar Rahman-Nya...

Ya Rabb.. Engkau sebaik-baik pembuat
skenario kehidupan hamba-Mu... maka jadikanlah kami senantiasa dapat
memngambil hikmah dari setiap episode
kehidupan yang Engkau berikan...

-

Ummi's note: Selamat jalan adikku sayang ... engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang ikhwan pun di dunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu
kecuali para ikhwan shalih yang
berkhidmat di jalan da'wah dengan
ikhlas, tawadhu dan siap berjihad di
jalan-Nya dan kelak menutup mata
sebagai seorang syuhada....

Selamat jalan 'Aini.... Semoga Allah
memberimu tempat terindah di
surga-Nya....

(Bait kenangan terakhir bersamamu, ummi tidak bisa menulis seindah tulisan-tulisanmu, tapi yakinlah ummi
mengiringimu dengan indahnya do'a... Semoga Allah kumpulkan kita kelak di dalam surga-Nya... Aamiin)

-

Posted by Lia Arlina, edited by @denty_kusuma from @SuperbMother

Go follow @SuperbMother | superbmother.tumblr.com
Tulisan itu adalah kisah nyata, yg menulis sndiri brmn ummuza (panggilan akrabnya istri dr vocalis grup izzis noorohmat) sy kenal baik dg ummuza pertma kali ditulis sktr thn 2009 via multiply, di copy lg ke blog pribadinya ummuza.wp.com
kisah asli yg sengaja di tulis untuk mengenang binaan terbaik ummuza :) beliau (ummuza) bs d hubungi via fb dg aku rumahbundabalita dan web www.rumahbundabalita.com :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar