Sabtu, 05 Juli 2014

Sepenggal Episode


Walau aku senyum bukan berarti
Aku selalu bahagia dalam hari
Ada yang tak ada di hati ini
Di jiwa ini hampa

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terang-Mu
Biarkanlah aku punya cinta

Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halal-Mu
Tuhan beri aku cinta


Merangkai malam dalam sepi dan syahdu. Mengingat kembali perjalanan kemarin rasanya semua rasa bercampur aduk. Bagaimana rasanya ketika seorang ikhwan datang kepada orang tuamu dan meminta izin untuk ta'aruf dengan putrinya? Bahagia, senang, entahlah apa lagi perasaan yang muncul. "In love-san" itu julukan temanku untukku. Apa seperti ini rasanya jatuh cinta. Well sebelumnya aku pernah beberapa kali deket dengan cowok dengan status pacaran maupun tidak berstatus. Dulu kala sebelum hijab ini menutupi diri dan kehormatanku.

Setelah memutuskan berhijab dengan baik, kata orang menyandang status "akhwat" aku  benar-benar meminimalisir berhubungan dengan ikhwan maupun cowok. Banyak teman yang protes dan komentar, But ini adalah pilihan hidupku. Hanya kata "maaf" yang mungkin bisa meredam rasa tidak suka mereka atas perubahanku.

Dalam pergaulanku yang sempit dia datang menegurku. Menyapaku dan membangunkanku jika dunia ini luas. Menyadarkanku jika aku bisa berinteraksi dengan ikhwan meskipun ada batasan. Tidak selamanya tertutup, sembunyi, dan mengukung diri. Namanya Amir. Amir... Amir... Amir... dan hatiku sudah bukan lagi sepenuhnya milikku.

Perjalanan waktu berkata bahwa dia bukan milikku. Amir memilih akhwat lain bukan aku. Akhwat yang lebih baik, lebih cantik, lebih solihah, lebih haroky dari pada aku. Menangis, kecewa, sedih. Aku hanya tidak ingin kehilangan dia. Aku benar-benar memohon dan mengiba kepadanya. Namun Amir kukuh seperti karang. Bahkan SMSku pun hampir jarang sekali dibalasnya.

Waktu berjalan, aku harus segera bangkit. Pergi ke tempat yang jauh. jauh dari jangkauannya dan meninggalkan dia untuk tidak lagi berharap. Dan setelah itu menjadi sebuah ironi ketika aku membenci ikhwan maupun akhwat yang kutemui. Aku tidak ingin bergaul dengan mereka dan aku belum ingin membuka hatiku untuk orang lain. Sendiri... Mandiri... tanpa tergantung bahkan secara emosional sekalipun kepada orang lain.

Hitungan bulan berlalu, hitungan tahun berganti. Aku kerja di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di kota yang lain. Aku sengaja untuk tidak mengambil Sekolah -IT maupun sekolah alam dimana banyak ikhwan maupun akhwat disana. Aku ingin bergaul bebas dengan yang lain. Namun aku tetap menjaga izzahku. Jilbabku, akhlakku insyaaAllah kuusahakan tetap istiqomah. Karena bukan status akhwat yang membuatku berjilbab lebar namun hidayah dari Allah yang membuatku nyaman menutup aurat ini.

Perkenalanku dengannya sangat biasa, tidak ada yang spesial. Printer yang kupakai rusak dan aku meminta tolong beliau untuk memperbaikinya. Suaranya dalam menunjukkan dia adalah orang yang bijaksana. ndak ganteng sih tapi bisa dikatakan Good looking kok. "Astagfirullah kenapa hatiku mulai berkata yang tidak-tidak?". Di luar sekolah mulai sering SMS maupun chatting. Well karena aku orang baru dan banyak yang tidak aku tau mengenai sekolah ini, mulai sering tanya-tanya padanya. Siapa ini Siapa itu bagaimana ini bagaimana itu.

Perlahan hati ini mulai mencair. Namun tidak untuk membuka hati. Aku masih nyaman dengan diriku dan kesendirianku. Beberapa teman guru yang tau kedekatan kami mulai sering tersenyum penuh isyarat. Namanya Arjuna, namanya seperti tokoh pewayangan. dan karakter mereka memang hampir mirip. Wayang Arjuna atau Janaka memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. ( Sumber bacaan )

Hmmm kupikir-pikir apa to kurangnya dia? aku belum menemukan kekurangannya. Bahkan beberapa temannya berkata jika dia orangnya sabar sekali. Aku memiliki banyak sekali kriteria dan ajaibnya kriteria tersebut ada padanya. Bukan kriteria jabatan, tahta, ataupun masalah fisik. Kriteria karakter dan watak ada padanya. Sebenarnya aku nunggu apa ya untuk membuka hatiku?

Aku hanya masih nyaman sendiri. Tidak ada aturan yang mengaturku. hanya itu alasannya. Atau lebih karena trauma dan ketakutan akan kehilangan lagi.

Dan kini dia ada disampingku, memberikan pundaknya untukku bersandar saat lelah. Menjadikanku menjadi wanita yang istimewa dan bahagia karena dia telah memilihku. Menyadarkanku jika cinta itu indah. membuatku tersenyum saat hati ini tergores. Dan membimbingku pelan-pelan untuk belajar mengenal-Nya mendekat kepada-Nya dan tanpa henti mencintaiku bukan dengan jabatan, uang, atau apapun. Mencintai dengan sederhana. Dengan senyuman yang meneduhkan. Dengan rindu yang membuat hari menjadi cerita indah untuk dikisahkan. Dengan sebuah keyakinan bahwa bukan hanya aku yang membutuhkan dia, dia juga membutuhkanku. Allah aku jatuh cinta :-) terima kasih membuatku jatuh cinta :-)

Ku ingin kau tahu, ku ingin kau selalu
Dekat denganmu setiap hariku
Sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya

Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu

Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu

Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku

Sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya

Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak peduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta karena hatimu

Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu

Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku

Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu

Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku

Sungguh indah cintaku

Kisah Teman :-) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar