Senin, 17 Juni 2013

Perjalanan


Entah mengapa aku suka dengan kata perjalanan, mungkin karena waktu terus berjalan. Mungkin karena tardir terus berjalan, mungkin karena kita terus berjalan. Dan hanya kematian yang membuat sebuah perjalanan terhenti.

Perjalanan dimulai dalam suatu keheningan rahim dan hangat tubuh bunda. Membuat diri ini basah dengan limpahan kasih sayang yang Allah berikan melalui bunda. Perjalanan waktu membuat diri ini semakin mencengkram erat dalam kasih sayang bunda yang berselimut kasih sayang Allah.

Kembali perjalanan waktu dimulai hingga diri ini mampu mendengar dunia dengan tangisan. Mendengarkan Adzan dari ayahanda kita dan bertahmid tanpa orang lain tahu apa yang kita ucapkan.

Waktu kembali bergulir hingga ia sampai kepada saat kita menjadi anak-anak yang mulai belajar banyak hal. Belajar meskipun tidak pernah tau resiko yang ada di depan kita. Dan dari sana kita mulai memiliki banyak ketrampilan, duduk, tengkurap, berdiri, berjalan, bersepeda, ngaji, sholat tentu saja didampingi oleh ayah dan bunda.

Tiba saat kita menjadi seorang akhil baligh yang akan mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang kita lakukan sendiri. Saat itu antara sebuah keikhlasan dan rasa bersedih ayah dan bunda kita melepas kita di dunia. menanggung tiap dosa dan pahala kita sendiri.

Dan kini waktu itu milik kita. perjalanan ini menjadi perjalanan yang akan kita tentukan sendiri arah dan tujuannya. dan perjalanan ini akan kita yang mengakhirinya dengan sebuah keindahan (aamiiin) atau sebuah keburukan (na`udzubillah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar