Selasa, 18 Juni 2013

Psikologi Kematian


Lha ini episode utama ... maaf panjang banget

Dari sini kita akan membahas secara global dengan ketebatasan ilmu saya. Keberadaan dan kehidupan kita di dunia ini tidak terlepas dari takdir yang Allah tuliskan. *bagi anda yang menganggap remeh takdir, tidak perlu melanjutkan membaca karena akan sangat bertolak belakang dengan logika anda*

Dalam setiap jiwa manusia sudah tertulis takdirnya masing-masing. Begitupula dengan kelahiran kita. Kita tidak bisa memilih kapan kita dilahirkan (misalnya: "coba kalau saya lahir tanggal 19 - 9 -91 kan unyuuuk"... NGGAK BANGET!!!!). Kita tidak bisa memilih orang tua yang melahirkan kita (misalnya: "coba saya lahir jadi orang miskin pasti akan khusuk beribadah, kalau jadi orang kaya godaan uangnya banyak".... INI NGGAK BISA JUGA!!!!). Kita tidak bisa memilih anggota keluarga juga. Lha di sini kembali saya menggunakan konsep takdir. Semua yang kita miliki itu takdir yang tidak bisa diubah sama sekali dan kita juga ga bisa milih.

Next... setelah kita lahir, kehidupan kita di dunia. Jika kita perhatikan orang sekitar kita ada orang yang baik banget, jahat banget, baik sedeng-sedeng, jahat sedeng-sedeng, licik, dermawan, dan berbagai karakter di dunia ini. Lha di sini akan saya bahas mengenai alasan mengapa manusia hidup.

Alasan manusia hidup di dunia tergantung pada takdir yang tertuliskan pada dirinya. Namun berbeda dengan takdir sebelumnya, takdir di dunia ini bisa di ubah oleh manusia dengan ikhtiar dan doa. Manusia ingin menjadi orang baik, berdoalah dan berusaha menjadi orang baik. Manusia ingin menjadi orang solih, berdoalah dan berusaha menjadi orang solih. Ingin kaya? berdoa dan berusaha dunk. Ingin pintar? Ingin sukses?? ingin? ingin? ingin? boleh kok, mungkin kok. dengan dua kunci tadi.

Sukses di dunia? penting nggak sih? kalau akhirnya kita akan mati ngapain sukses? terus sukses seperti apa yang benar?

Manusia itu harus sukses. Allah menciptakan manusia di dunia ini untuk mensejahterakan bumi. Sukses itu yang seperti apa? sukses itu seperti air hujan yang meskipun ia jatuh di tanah tetap bermanfaat dan bisa mensejahterakan yang lain. Meskipun akhirnya kita akan mati, paling tidak jika nanti menghadap Allah kita tidak akan berwajah malu  dan bilang "maaf ya Allah, selama di dunia aku belum bisa melakukan hal yang bermanfaat dan mensejahterakan orang lain seperti visi dan misi yang Kau sematkan kepadaku dulu sebelum aku turun ke bumi".

Dan kematian. Di Jepang kita ingat ada fenomena Harakiri, kenapa ga ada istilah Harakanan yak :-P :-). Harakiri adalah pembunuhan terhadap diri sendiri atau kelompon demi mempertahankan harga diri dan kehormatan.

Eh jadi ingat istilah "Merdeka atau Mati!!!!" itu adalah istilah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Atau istilah Isy Kariman aw Mut Syahidan yang digunakan dalam perjuangan kemerdekaan Filistine.

Apa perbedaan dua paragraf sebelum ini? Harakiri di Jepang menggambarkan rasa putus asa namun tetap sombong. Pelaku harakiri merasa putus asa dan sudah give-up dengan masalah yang dihadapi namun tetap sombong tidak mau mengakui kesalahan dan kegagalannya dalam menghadapi masalah. Ia lebih memilih untuk "mempertahankan harga diri" dengan kematian yang seperti itu. (semoga ingat untuk mereview film byakotai yang menceritakan tentang prajurit Jepang yang akhirnya bunuh diri secara berkelompok hanya karena salah informasi, dan mereka tetap dianggap pahlawan)

Pada kondisi pejuang Indonesia, Merdeka atau Mati, di sini terasa sekali semangat pejuang untuk berjuang menghadapi  musuh. Berjuang, meskipun jatuh bangun kalah-menang. Mereka benar-benar berani mati dan menyerahkan diri mereka namun bukan mati konyol. Di sini kita melihat betapa semangat mereka untuk merdeka sungguh luar biasa.

Dari dua tipe perjuangan tersebut kita memilih perjuangan yang mana? perjuangan yang sombong dan akhirnya memilih menyerah tetap dengan sombong? seperti kasus Bobby Yoga Cahyadi (36) (silahkan search sendiri kalau nggak tau).

Atau memilih bertahan hidup dengan kondisi apapun seperti pada kasus Helen Keller (silahkan cari sendiri juga seperti apa kondisinya yang dia sempat putus asa namun akhirnya dia berhasil bertahan dan sukses di kehidupannya).

Ada yang bilang hidup itu pilihan :-) sebenarnya mati itu juga pilihan :-)

Semoga kita bisa meninggal dengan kondisi yang baik dan bisa bermanfaat dengan kehidupan kita yang dingkat ini :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar