Senin, 29 Juli 2013

I Call You Ibu :-)

Saat ini aku berjalan dan terus berjalan, menapaki hariku meskipun ketidak pastian datang dab nenghantui pikiranku. Sering kali aku berada di persimpangan dimana hanya ada pilihan. Bahkan tidak memilihpun merupakan sebuah pilihan. Sering pula persimpangan hati memenuhi pikiranku membuatku terlihat 'ga loading' di depan banyak orang. Ataupun ketika sedang ngobrol asyik tiba-tiba topik itu hilang ada pikiran.

Ibuku adalah orang yang unik. Entah unik atau aneh. Kata orang itu biasa tapi entah mengapa keanehan itu memang hanya berlaku untukku. Orang yang memperlakukanku dengan keras, membuatku selalu takut bahkan untuk berkata "bu aku sakit". Takut untuk sekedar berkata "bu aku mau main sama teman-teman". Entah mengapa tapi memang perjalanan hidupku dengan ibuku ada sebuah keunikan.

Aku masih mengingat jelas ketika kecil dan berusia belum genap 2 tahun aku diajak ayah main ke sekolah ayah. Aku terjatuh karena berlari-lari dan membuat lututku terluka. Aku hanya bisa menangis hingga sampai rumah. Ketika sampai rumah bukannya ditenangkan oleh ibuku tapi aku malah dimarahi habis-habisan. Aku disuruh makan yang waktu itu menunya sayur sawi. Entah mengapa aku merasa sawi itu pahit tapi ketika aku bilang sawi itu pahit, ibuku malah marah kepadaku. Did you Know? sejak saat itu aku benar-benar tidak mau makan sawi.

Entah mengapa semua kenangan masa kecil itu tiba-tiba mencuat dan merasuki pikiran begitu saja. Tiba-tiba terbayang ketika pulang sekolah dan habis makan di rumah aku malah main dengan teman-teman. Naasnya! bajuku terkena kotoran najis manusia. Bingung, panik, dan segera mencari alasan yang bisa kukemukakan pada ibu. Dan ketemu ibu, aku langsung dimarahi karena main dengan teman-teman. Ketika ibu tahu "tragedi" yang menimpaku aku lebih di marahi lagi lebih tepatnya aku berpikir itu sebuah murka. Lantas ibuku langsung ke kamar mandi tetangga yang berada di luar rumah dan aku langsung diguyur dengan air. rasanya hampir tidak bisa bernafas tapi mengeluhpun percuma. waktu itu aku berada di kelas 1 SD, dan ibuku melepaskan bajuku yang terkena najis. Dan aku pulang dalam keadaan telanjang. Entah bagaimana perasaanku pada saat itu.

Ibu itu bukan sebuah takdir yang kita bisa memilih. Ibu itu takdir yang Allah berikan. Sering kali muncul pikiran "mengapa beliau ibuku ya?", tapi akhirnya mau tidak mau pikiran itu harus segera ditepiskan. Entah apa yang ibu rasakan terhadapku tapi yang jelas aku akan berusaha menghormati beliau karena seperti itu Islam memerintahkannya kepadaku. Mom I love you because Allah :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar