Rabu, 11 Desember 2013

Ushulul Isyrin (Dua Puluh Prinsip) Imam as-Syahid Hasan al-Banna (Bagian 1)*

Pada prinsipnya saya akan mengulas tentang Ushul Isyrin terkait dengan maknanya, hukum dan dali-dalil yang terkandung dalam 20 prinsip yang diajarkan oleh Imam as-Syahid Hasan al-Banna dalam bukunya Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin (Majmu'ah Rasail). Namun tulisan pada bagian pertama ini saya akan membahas dahulu tentang pentingnya kita membahas Ushul Isyrin dan seperti apa kandungan di dalamnya.
Pertanyaan yang akan kita jawab dahulu adalah dimanakah kita mendapatkan Ushulul Isyrin ini?
Pertama, kita bisa mendapatkan ini dalam "Risalah al-Ta'lim" dalam Majmu'ah Rasail.
Risalah al-Ta'lim ini terdiri dari:
1. Muqaddimah
2. Isi
3. Penutup
Dalam Muqaddimahnya, Imam as-Syahid Hasan al-Banna mengatakan: "Inilah risalahku untuk ikhwah mujahidin dari kalangan Ikhwanul Muslimin yang telah beriman kepada keluhuran dakwahnya dan kepada validitas fikrahnya. Mereka memiliki tekad yang tulus untuk hidup bersamanya dan mati atas namanya. Kepada mereka sajalah uraian ringkas ini kupersembahkan. Ia bukan pelajaran-pelajaran yang harus dihafal, tetapi merupakan petunjuk-petunjuk yang harus diamalkan." 
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa risalah ini ditujukan kepada siapa dan bagaimana cara beraktivitas dengan pergerakan ini. Atau dengan kata lain, bagaimana cara Ikhwanul Muslimin menjalankan risalah ini (Ia bukan pelajaran-pelajaran yang harus dihafal, tetapi merupakan petunjuk-petunjuk yang harus diamalkan).
Isi dari Risalah al-Ta'lim ini terdiri dari:
1. Arkan al-Bai'ah (Rukun Bai'at)
2. al-Wajibat (38 kewajiban seorang al-Akh/al-Ukh)
Sedangkan dalam penutupnya, Risalah al-Ta'lim ini berisi tentang gambaran umum dan ringkasan Dakwah ini. tentang syiar Dakwah IM.
Ushulul Isyrin yang akan kita bahas ini terdapat dalam bab Rukun Baiat yang merupakan bagian dari Risalah al-Ta'lim.

Terkadang dalam aktivitas pergerakan ini, kita mendapati para aktivisnya berjatuhan dan bahkan keluar dari jamaah, nah bagaimana cara kita melihat hal ini secara proporsional. Dimanakah letak kesalahan kita dalam memahami rukun baiat ini? Sebelumnya, kita harus memahami tentang hubungan dan keterkaitan antara rukun baiat yang satu dengan yang lain sbb:
Dalam Rukun Baiat ini terdiri dari tiga bagian pokok:
1. Rabith Imaniy (Hubungan kesatuan keimanan)
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan antara seorang al-akh dengan Allah SWT. Nah kita ingin memasukkan 3 rukun baiat yang termasuk dalam kategori ini?
- al-Fahmu
- al-Ikhlas
- al-Tajarrud
Tiga rukun baiat inilah yang akan menguatkan hubungan manusia/al-akh dengan Allah SWT.
2. Rabith Tandzimi (Hubungan kesatuan sistem)
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan antara seorang al-akh dengan gerakan Ikhwan, dakwah dan aktivitasnya. 
ada tiga rukun baiat yang akan menguatkan seseorang dengan dakwah dan tandzimnya:
- al-Tha'ah
- al-Tsiqah
- al-Ukhuwah
3. Natijah (Produk dari rukun Baiat)
Nah, apabila kita kuat dalam dua hal diatas maka produk rukun baiat yang akan dihasilkan adalah
- al-Amal
- al-Jihad
- al-Tadhiyyah
- al-Tsabat
Dari sini bisa kita lihat bahwa apabila dalam jamaah atau dakwah ini kita mendapati amal/aktivitas kita yang lemah, tidak ada nilai jihad, kurangnya pengorbanan dan ketidaktsabatan kita dalam berjamaah, maka yakinlah dua hal di atas (Rabith Imaniy dan Rabith Tandzimi) kita sedang "bermasalah". Begitu juga sebaliknya. 


 Pembagian rukun baiat:
Pentingnya urutan dalam pembagian rukun baiat. Mengapa Imam al-Banna mendahulukan rukun al-fahmu dalam urutan pertama dilanjutkan al-ikhlas dan al-amal?
Misalnya, Imam al-Banna mengatakan dalam rukun al-Amal: “Yang saya maksud dengan amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan buah dari ilmu dan keikhlasan. Oleh karena itu urutan dalam rukun baiat sangat penting.”
Kalau kita lihat dalam buku-buku literatur, ulama lebih mendahulukan al-ikhlas daripada al-Fahmu...mengapa al-Banna berbeda? hal ini menjadi hal yang sangat penting.
Rukun baiat yang pertama: al-Fahmu
Dalam proses perjalanan manusia, rukun al-fahmu ini masuk dalam kategori al-ma'rifi(pemahaman) sehingga yang menggerakkannya adalah akal manusia.
Begitu juga dengan rukun al-ikhlas, yang bersentuhan langsung dengannya adalah hati. Dan dalam rukun al-amal, yang menggerakkannya adalah anggota tubuh manusia itu sendiri.
sehingga imam al-Banna mengatakan bahwa tidak dikatakan seseorang itu telah bergabung dan loyal dengan gerakan dakwah ini apabila dia telah meyakini atas tiga rukun baiat ini secara keseluruhan.

Wallahul muwafiq ila Aqwami al-Thariq

*Oleh: Muhamad Syadid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar